> >

Corona Naik, Tokyo Perpendek Jam Operasional Restoran & Karaoke

Kompas dunia | 26 November 2020, 14:34 WIB
Salah satu restoran di kawasan Shibuya Tokyo Jepang. (Sumber: Andylala)

TOKYO, KOMPAS.TV - Pemerintah prefektur Tokyo akan mempersingkat jam operasional restoran selama tiga minggu mulai 28 November hingga 17 Desember 2020. Kebaijakan ini terkait dengan kenaikan infeksi pandemi Virus Corona baru-baru ini.

Dikutip dari Kyodo News, nantinya Pemerintah Tokyo akan membantu keuangan pengusaha restoran hingga 400.000 yen ($ 3.800) sebagai dukungan modal usaha. Permintaan tersebut akan berlaku untuk industri restoran di sebagian besar kota metropolitan.

Tidak hanya restoran, pemerintah metropolitan juga membuat permintaan serupa agar tempat-tempat seperti itu dan tempat karaoke hanya beroperasi hingga pukul 10 malam di 23 distrik pusat ibu kota.

Gubernur prefektur Tokyo Yuriko Koike dijadwalkan akan menggelar konferensi pers dalam waktu dekat. Koike juga akan menjelaskan langkah-langkah baru untuk menangani lonjakan kasus Virus Corona baru-baru ini.

Sumber di kantor Pemerintahan Tokyo mengatakan, Koike tidak akan menyerukan pengecualian Tokyo dari program subsidi perjalanan domestik pemerintah pusat seperti yang dilakukan Gubernur Hokkaido dan Osaka untuk yurisdiksi mereka.

Gubernur Koike juga berencana untuk menghentikan penerbitan dan penjualan kupon diskon dalam program subsidi pemerintah yang terpisah, "Go To Eat," yang bertujuan untuk mendorong makan di luar.

Pada Selasa (24/11/2020) Gubernur Koike telah mengadakan pembicaraan dengan PM Suga dan Menteri Revitalisasi Ekonomi Yasutoshi Nishimura, yang bertanggung jawab atas tanggapan virus Jepang. Pembicaraan itu adalah mengenai kenaikan angka penularan virus Corona di ibu kota.

Sebelumnya pada Selasa (24/11/2020) Pemerintah Jepang memutuskan untuk menghentikan reservasi baru untuk perjalanan ke Sapporo di pulau utama paling utara negara itu Hokkaido dan kota Osaka di Jepang barat dalam program kampanye subsidi "Go To Travel".

Kebijakan itu diterapkan hingga 15 Desember 2020 setelah kedua daerah itu melaporkan catatan kenaikan jumlah infeksi harian baru.

Di hadapan Parlemen, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, membantah pandangan bahwa kampanye pariwisata yang meningkatkan ekonomi Jepang, telah menyebabkan kenaikan angka Virus Corona.

Suga merujuk pada pendapat panel ahli virus Corona yang tidak menemukan bukti kampanye 'Go To Travel sebagai penyebab utama penyebaran corona.

"Ini adalah fakta bahwa 'Go To Travel' memberikan dukungan kepada ekonomi lokal," kata Suga di parlemen.  

Pemerintah Pusat memberikan bantuan keuangan untuk bisnis yang memenuhi permintaan untuk memperpendek jam operasional hingga 20 persen.

Nishimura pada Selasa (24/11/2020) mengatakan, pemerintah pusat akan meningkatkan rencana dukungan dengan menghapus plafon untuk mendorong lebih banyak pemerintah daerah meminta jam kerja yang lebih pendek jika terjadi lonjakan infeksi virus Corona.

Hingga kini ada 133,929 kasus Corona. Dari angka itu 1,989 meninggal dunia dan 113.340 orang sembuh dan sisanya masih dalam perawatan. Dalam pekan ini total ada 1.526 temuan penularan virus Corona.

Prefektur Tokyo menempati urutan pertama dengan total 38.197 dengan angka penularan harian sebanyak 479 kasus. Osaka di urutan kedua dengan 18.140. Urutan ketiga Kanagawa dengan 11.480 kasus. Aichi 9.026 kasus. Hokkaido 7.585 kasus. Saitama 7.745 kasus dan Chiba 6.489 kasus.

(Andylala)

Penulis : Dian-Septina

Sumber : Kompas TV


TERBARU