> >

Demonstran di Bangkok Sirami Kantor Polisi dengan Cat Seusai Terjadi Bentrokan Berdarah

Kompas dunia | 19 November 2020, 15:35 WIB
Kantor Mabes Kepolisian di Bangkok, Thailand disirami cat oleh para demosntran, Rabu (18/11/2020) waktu setempat. (Sumber: AP Photo)

BANGKOK, KOMPAS.TV - Ribuan demonstran menyirami kantor Markas Besar Kepolisian Kerajaaan Thailand di Bangkok, dengan cat, Rabu (18/11/2020).

Mereka melakukannya hanya sehari setelah terjadi bentrokan antara demonstran dan polisi yang membuat sejumlah orang cedera.

Para demonstran itu marah setelah pemerintah menolak proposal reformasi konstitusional yang mereka ajukan.

Baca Juga: Kemlu RI Selidiki Kasus 17 WNI Terpapar Corona Saat Baru Masuk Jepang

Seperti diwartakan BBC, para demonstran mendatangi kantor mabes polisi dengan membawa sejumlah ember dengan cat berbagai warna.

Mereka langsung menyiramkannya ke dinding pagar depan kantor Mabes Kepolisian Thailand.

Pihak polisi memutuskan untuk mengurung diri mereka di dalam kantor dan tak melakukan tindakan pencegahan.

Baca Juga: Organisasi Muslim Jepang Gandeng NU Kelola Masjid Pertama di Kawasan Wisata Gunung Fuji

“Kami datang kemari karena kami sangat marah,” tutur salah satu pemimpin demonstrasi, Panusaya “Rung” Sithijrawattanakul kepada Reuters.

Para demonstran bahkan melembarkan botol kaca ke arah dinding mabes polisi.

Demonstran lainnya menyemprotkan slogan anti-kerajaan di dinding, dan merusak alas gambar Ibu Suri Thailand, Sirikit.

Baca Juga: Boeing 737 Max Seperti Milik Lion Air yang Jatuh Diizinkan Terbang Kembali

Namun foto dari Ibu Suri Thailand tidak mereka sentuh. Selama beberapa bulan terakhir, Thailand dilanda demonstrasi besar yang meminta perubahan konstitusional.

Mereka juga meminta agar Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mundur dari jabatannya dan adanya pembatasan kekuasaan Monarki.

Pada Selasa (17/11/2020), bentrokan besar terjadi antara para demonstran dan pihak kepolisian.

Dikabarkan setidaknya 40 orang mengalami cedera, setelah para demonstran menembakkan bom gas dan sejumlah cat kepada polisi.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Raja Malaysia Batalkan Pemilu Sabah

Pihak kepolisian kemudian membalasanya dengan tembakan air serta gas air mata.

Sebelumnya, pihak parlemen sempat berdebat terkaitr perubahan konstitusi termasuk membicarakan proposal yang diajukan oleh grup sipil Dialog Internet dan Reformasi Hukum.

Proposal tersebut mendapat dukungan dari pihak demonstran. Proposal itu berisi meminta pemeintahan yang transparan dan demokratis.

Baca Juga: Luhut Temui Trump, Bawa Pulang Pendanaan Rp 10,5 Triliun untuk Indonesia

Selain itu juga dilakukan reformasi bahwa hanya pihak terpilih yang bisa menjadi Perdana Menteri.

Saat ini, Thailand menganut sistem di parlemen yang bisa menominasikan bukan calon terpilih sebagai Perdana Menteri.

Namun, proposal itu kemudian ditolak dan membuat unjuk rasa semakin masif terjadi.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU