> >

Kamala Harris, Perempuan Kulit Hitam dan Asia Selatan Pertama yang Jadi Wapres AS

Kompas dunia | 8 November 2020, 02:17 WIB
Kamala Harris menorehkan sejarah sebagai perempuan kulit hitam pertama yang terpilih sebagai Wakil Presiden AS, Sabtu (7/11) waktu setempat. (Sumber: AP Photo / Tony Avelar)

Harris dilahirkan tahun 1964 dari orang tua yang aktif terlibat dalam gerakan hak-hak sipil. Shyamala Gopalan dari India dan Donald Harris dari Jamaica bertemu di Universitas California, Berkeley yang kemudian menjadi sarang aktivisme di tahun 1960an. Keduanya bercerai saat Harris dan saudara perempuannya masih kecil. Harris lalu dibesarkan oleh mendiang ibunya, yang disebut Harris sebagai sosok paling berpengaruh dalam hidupnya.

Dalam bahasa Sansekerta, Kamala berarti bunga lotus, dan sepanjang masa kampanye, Harris tidak menyembunyikan warisan darah Indianya. Saat Senator Georgia David Perdue mengejek namanya dalam kampanye bulan lalu, tagar #MyNameIs muncul di Twitter, dan cuitan warga Asia Selatan memenuhi linimasa Twitter yang membagikan arti nama mereka.

Baca Juga: Serang Kamala Harris, Donald Trump: Sosialis Tak Bisa Jadi Presiden, Apalagi Wanita

Ejekan atas namanya dari kaum Republik, termasuk Trump, hanya satu dari banyak serangan yang dihadapi Harris. Terlepas dari sosoknya yang netral, Trump dan sekutunya mencap Harris sebagai sosialis radikal, sebuah upaya untuk menciptakan ketidaknyamanan atas prospek kepemimpinan seorang perempuan kulit hitam. Harris menjadi target penyebaran misinformasi daring yang diwarnai rasisme dan seksisme untuk menjegal langkahnya sebagai presiden.

Kamala Harris. (Sumber: AP Photo / Justin Sullivan)

Anggota Kongres dari Washington Pramila Jayapal mengatakan, kekuatan Harris tidak hanya berasal dari pengalaman-pengalaman hidupnya, tapi juga orang-orang yang sudah ia wakili. California merupakan negara bagian terpadat dengan warga yang beragam, hampir 40% warganya orang Latin dan 15% orang Asia. Di Kongres, Harris dan Jayapal bekerja sama merancang undang-undang untuk memastikan perwakilan hukum bagi kaum muslim yang menjadi target larangan bepergian Trump di tahun 2017, juga memberikan hak bagi para pekerja rumah tangga.

“Itulah jenis kebijakan yang terjadi ketika Anda memiliki suara seperti kami,” ucap Jayapal, yang di tahun 2016 menjadi perempuan Asia Selatan pertama yang terpilih sebagai anggota DPR AS, disusul Harris di tahun yang sama.

Harris, Kebanggaan Perempuan Lintas Ras

Ibunda Harris membesarkan kedua putrinya dengan pemahaman bahwa dunia akan tetap memandang mereka sebagai perempuan kulit hitam, kata Harris, dan begitulah ia menggambarkan dirinya saat ini.

Harris menimba ilmu di Universitas Howard, salah satu institusi pendidikan kaum kulit hitam, dan bergabung dalam Alpha Kappa Alpha, persaudaraan pertama yang dibuat oleh dan untuk perempuan kulit hitam. Ia berkampanye secara teratur di HBCU dan menyemangati para lelaki dan perempuan muda kulit hitam dalam upaya membongkar rasisme sistemik.

Kemenangannya dapat mendorong lebih banyak perempuan kulit hitam dan berwarna untuk terjun ke dalam dunia politik.

Walikota San Fransisco London Breed, yang menganggap Harris sebagai mentor, memandang kesuksesan Harris dari kacamata identitasnya sebagai cucu seorang petani bagi hasil.

“Posisi orang Afrika Amerika tidak lepas jauh dari perbudakan dan rasisme di negara ini, dan hingga kini kami masih merasakan dampaknya dari cara kami diperlakukan dan apa yang tengah terjadi dalam huru-hara rasial ini,” katanya. Breed menambahkan, “Pencalonan Harris menanamkan kebanggaan dan harapan, juga kegembiraan tentang apa yang mungkin.”

Kamala Harris bersama suaminya, Douglas Emhoff. (Sumber: AP Photo / Patrick Semansky)

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU