> >

Kecam Macron, Komposer Terkenal Iran Ajak Sejawatnya Kembalikan Penghargaan yang Diberikan Prancis

Kompas dunia | 2 November 2020, 10:10 WIB
Komposer dan konduktor terkenal Iran. Ali Rahbari. (Sumber: Tehran Times)

TEHERAN, KOMPAS.TV - Komposer dan konduktor terkenal asal Iran, Ali Rahbari turut mengecam pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Macron sebelumnya mengungkapkan tak akan melarang penerbitan karikatur Nabi Muhammad.

Menurut Macron, hal itu bertentangan dengan nilai-nilai kebebasan berekspresi yang dianut Prancis.

Baca Juga: Donald Trump Kecam Demonstrasi Antifa, Kembali Diikuti Ejekan Kepada Joe Biden

Hal itu membuat Rahbani mengajak dan mengimbau rekan-rekan artisnya dari Iran untuk mengembalikan setiap penghargaan yang didapat dari Prancis.

“Respons seperti itu dari setiap artis Iran yang mendapatkan penghargaan sangat menantang dan kreatif, dan aksi mereka bisa menimbulkan badai dari media seluruh dunia,” katanya dikutip dari Tehran Times.

“Saya banyak bekerja dengan orkestra di hampir setiap kota besar di Prancis, dan memiliki banyak teman di negara itu, dan saya kaget dengan komentar Macron, karena tak ada politisi yang membuat pernyataan sepertinya,” tambah Rahbari.

Baca Juga: H-2 Pilpres AS, Joe Biden Berkampanye bersama Barrack Obama

Dia pun meyakini banyak masyarakat Prancis yang tak setuju dengan pernyataan Macron, apalagi masyarakat Muslim di sana juga cukup besar.

“Saya banyak mengenal orang Prancis dan saya yakin mereka tak berpikir seperti Macron, karena tindakan seperti itu bisa membahayakan nyawa banyak orang,” tuturnya.

“Apalagi, Prancis memiliki populasi muslim yang besar dan tak rasuinak untuk melanggar kemerdekaan orang atas nama kebebasan lain,” tambahnya.

Baca Juga: Trump Berusaha Menyelamatkan Suara di 48 Jam Terakhir Menuju Pemungutan Suara

Di Prancis sendiri, terjadi cukup banyak masalah karena karikatur Nabi Muhammad.

Ketika pertama kali diterbitkan Charlie Hebdo, redaksi majalah tersebut diserang sejumlah orang yang mengakibatkan banyak korban tewas pada 2015.

Sementara itu, seorang guru sejarah bernama Samuel Paty dipenggal di luar kota Paris setelah melakukan diskusi dan memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU