> >

Bom Meledak di Pesantren Saat Ulama sedang Ceramah, 7 Santri Dilaporkan Tewas

Kompas dunia | 27 Oktober 2020, 16:47 WIB
Polisi dan petugas penyelamat tengah memeriksa lokasi ledakan bom di madrasah di Peshawar, Pakistan, Selasa (27/10). (Sumber: AP Photo/Muhammad Sajjad)

Dari ranjang rumah sakit, seorang siswa yang terluka, Mohammad Saqib, 24, mengatakan ulama Rahimullah Haqqani sedang menjelaskan tentang ayat-ayat Alquran ketika tiba-tiba mereka mendengar suara yang memekakkan telinga.

Sedetik kemudian Saqib melihat banyak santri berteriak dan berlumuran darah menangis minta tolong. 

Saqib sendiri terluka dalam serangan itu, “Seseorang membantu memasukkan saya ke dalam ambulans dan saya dibawa ke rumah sakit,” katanya Saqib yang terluka cukup parah di bagian lengan namun kini dalam kondisi stabil.

Korban lain, Said Ullah, 24, mengatakan setidaknya 500 santri dan guru menghadiri ceramah Rahimullah Haqqani saat serangan bom terjadi. 

Baca Juga: Balas Serangan Roket Hamas, Israel Bombardir Gaza

Sebuah video yang direkam oleh seorang mahasiswa di tempat kejadian menunjukkan ulama Haqqani sedang memberikan ceramah ketika bom meledak. Tidak jelas apakah ulama itu termasuk di antara korban. 

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah intelijen Pakistan memperingatkan tentang kelompok militan yang membidik tempat-tempat umum dan gedung-gedung penting, termasuk masjid dan pesantren di seluruh Pakistan, termasuk Peshawar.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Peshawar, bu kota provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan.

Serangan ini terjadi dua hari setelah serangan yang menewaskan 3 orang di Quetta, Pakistan yang diduga aparat Pakistan dilakukan oleh kelompok Taliban. 

Baca Juga: Bom Meledak di Madrasah di Pakistan, 7 Siswa Tewas, 112 Terluka

Kelompok Taliban Pakistan sejak 2001 menyerang tempat-tempat umum termasuk sekolah, masjid, dan fasilitas militer di seluruh negeri, ketika negara mayoritas Islam ini bergabung dengan Amerika Serikat dalam perang melawan teror menyusul serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat. (Edwin S. Bimo)

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU