> >

Dihukum Mati Setelah 21 Tahun Dipenjara, Kata-Kata Terakhir Napi Ini Mengharukan

Kompas dunia | 25 September 2020, 13:04 WIB
Christopher Vialva dihukum mati setelah sempat dipenjara selama 21 tahun. (Sumber: Mirror)

INDIANA, KOMPAS.TV - Seorang mantan anggota geng berusia 40 tahun, Christopher Vialva dieksekusi mati setelah 21 tahun ditahan.

Dia dihukum mati di Lembanga Koreksi Terre Heute, Indiana, Amerika Serikat (AS), Kamis (24/9/2020) waktu setempat.

Vialva mendapat hukuman mati setelah membunuh pasangan muda Kristen yang sudah menikah di sebuah pangkalan militer pada 1999.

Baca Juga: Lawan Raja Salman, Pembangkang Arab Saudi Bentuk Partai Oposisi

Vialva yang saat itu masih berusia 19 tahun, bersama geng-nya membunuh Todd dan Stacie Bagley di Fort Hood, Killen, Texas.

Vialva pun menjadi pria kulit hitam pertama yang dihukum mati oleh Pengadilan Federal, setelah hukuman tersebut kembali diberlakukan setelah 17 tahun dihapus.

Vialva sendiri disinyalir telah bertobat dan lebih dekat dengan Tuhan setelah dihukum karena pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Sadisnya Kim Jong-Un, Pejabat Korea Selatan Ditembak dan Dibakar di Korea Utara

Kata-kata terakhirnya sebelum dihukum mati pun mengharuskan. Dia meminta agar Tuhan memberikan ketenangan kepada keluarga pasangan yang dibunuhnya.

“Bapa, sembuhkan hati mereka dengan cinta dan keberkahan,” ujar Vialva seperti dilansir dari Mirror.

“Bapa, saya sudah siap,” lanjutnya. Dia pun dinyatakan sudah tiada pada Kamis sore hari.

Baca Juga: Majikan Penyiksa TKI Adelina Lisao Sampai Tewas Dibebaskan, Indonesia Terus Cari Keadilan

Petugas Departemen Kehakiman menghukum mati Vialva dengan suntikan mati pentobarbital.

Berdasarkan laporan sidang, Vialva dan komplotannya saat itu mencoba merampok Todd Bagley yang sedang menggunakan telpon umum di sebuah toko.

Saat itu, Bagley setuju untuk memberikan tumpangan. Dari kursi belakang, Vialva mengeluarkan senjata dan memerintahkan Bagley dan istrinya ke bagasi mobil.

Baca Juga: Pemilik Chelsea Roman Abramovic Beri Donasi Rp1,4 T untuk Pemukim Israel yang Usir Rakyat Palestina

Setelah memaksa Bagley memberikan pin ATM miliknya, Vialva kemudian mengambil uang sang korban yang dibelikannya makanan dan rokok.

Sepanjang di dalam bagasi mobil, pasangan Bagley terus menyerukan para penculik untuk mengagungkan agama Kristen.

Merasa terganggu, Vialva pun menembak keduanya. Vialva dan komplotannya kemudian membakar mobil tersebut.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU