> >

Ketegangan AS-China Mengemuka dalam Sidang Majelis Umum PBB

Kompas dunia | 24 September 2020, 04:46 WIB
Foto dokumentasi Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. (Sumber: AP)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China mengemuka dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Presiden AS Donald Trump menyalahkan China atas penyebaran virus corona.

Dia menyerukan agar China dimintai pertanggungjawaban atas pandemi Covid 19 yang menyebar ke seluruh dunia.

Sedangkan dalam pidatonya, Presiden China Xi Jinping mengatakan, negaranya tidak berniat untuk memasuki perang dingin dengan negara manapun.

Namun demikian, Sidang Majelis Umum PBB di New York tahun ini, sebagian besar diadakan secara virtual. Para pemimpin dunia memberikan pidato yang telah direkam sebelumnya.

Format baru ini tidak memungkinkan terjadinya teater geopolitik yang kerap terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Setiap negara hanya diwakili oleh satu delegasi dan hanya ada sedikit kesempatan bagi satu negara untuk membantah yang lain.

Baca Juga: 5 Tahun Terakhir Serahkan ke Wapres, Ini Alasan Jokowi Berpidato di Sidang Umum PBB

Namun seperti pidato-pidato sebelumnya, Presiden Trump menggunakan pidatonya untuk memuji pencapaiannya dan menyerang lawan.

Trump menuduh pemerintah China sudah bertindak tidak bertanggung jawab, karena gagal menahan penyebaran virus corona.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa harus meminta pertanggungjawaban China atas tindakan mereka," kata Trump seperti dilansir dari Associated Press, tanpa merinci hukuman apa yang menurutnya pantas diberikan kepada China.

Duta Besar China untuk PBB menyebut, kritik terhadap China atas penanganan COVID-19 sebagai kritik yang sama sekali tidak berdasar.

“Saat ini, dunia membutuhkan lebih banyak solidaritas dan kerja sama, bukan konfrontasi,” kata Duta Besar Zhang Jun sebelum pidato rekaman dari Presiden China Xi Jinping ditayangkan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa dunia menghadapi risiko Perang Dingin baru antara AS dan China.

“Dunia kita tidak mampu memiliki masa depan di mana dua ekonomi terbesar membelah dunia dalam fraktur besar . Masing-masing dengan aturan perdagangan dan keuangannya sendiri serta kapasitas internet dan kecerdasan buatan (sendiri),” kata Guterres.

“Risiko kesenjangan teknologi dan ekonomi pasti berubah menjadi kesenjangan geo-strategis dan militer. Kita harus menghindari ini dengan cara apa pun, ” tambahnya.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU