> >

Krisis di Lebanon, 2 Menteri Mengundurkan Diri

Kompas dunia | 10 Agustus 2020, 17:46 WIB
Ledakan besar di Beirut, Lebanon (Sumber: Kompas.com/STR via AFP)

BEIRUT, KOMPAS.TV - Krisis di Lebanon yang disebabkan ledakan di pelabuhan Beirut membuat masyarakat mulai protes atas kinerja pemerintahan.

Akibat unjuk rasa yang kian masif, dua menteri di negara tersebut memutuskan untuk mundur.

Menteri Lingkngan, Kattar Demianos dan Menteri Informasi, Manal Abdel Samad, menjadi menteri yang mundur dari jabatannya.

Baca Juga: Presiden Xi Jinping Sampaikan Bela Sungkawa Terhadap Keluarga Korban Ledakan Lebanon

Seperti dikutip dari Euronews, Demianos mengungkapkan keputusannya untuk mundur karena solidaritas terhadap para korban ledakan itu, yang menewaskan 150 orang.

Sedangkan Abdel Samad melalui siaran TV mengungkapkan permintaan maafnya karena para pemimpin tak mampu mencapau ekspektasinya.

Pengunduran diri itu menyusul unjuk rasa anti pemerintah besar-besaran di gedung Pemerintahan Lebanon, Sabtu (8/8/2020) malam.

Baca Juga: Bayi Berusia 4 hari jadi Korban Ledakan di Lebanon

Para pemrotes menyalahkan pemerintah atas korupsi dan ketidakpedulian pemerintah terhadap ledakan tersebut.

Bahkan unjung rasa itu kian memanas sehari kemudian, setelah para pemrotes bentrok dengan pihak kepolisian.

Bahkan polisi sampai menembakan gas air mata kepada ratusan pengunjuk rasa tersebut.

Akibatnya, Palang Merah Lebanon melaporkan setidaknya 65 orang harus dilarikan ke rumah sakit terdekat, sedangkan 185 orang lainnya dirawat di tempat.

Baca Juga: Kapten Kapal Ini Kaget Ada Kaitan dengan Ledakan di Beirut, Ini Alasannya

Sedangkan seorang polisi dikabarkan tewas pada bentrokan tersebut.

Pihak pemerintah pun mengakui harus segera dilaporkan agar negaranya bisa keluar dari krisis.

Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab mengatakan bakal menawarkan legislasi untuk melakukan pemilihan lebih cepat.

Baca Juga: Santri Doa Bersama Untuk Korban Ledakan di Lebanon

Dia pun meminta agar setiap partai politik mengesampingkan ketidaksepakatan mereka.

Ledakan di Lebanon terjadi Selasa (4/8/2020), karena 2.750 ton ammonium nitrat meledak di sebuah gudang pelabuhan.

Selain menewaskan 150 orang, ledakan itu juga melukai ratusan orang lainnya.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU