> >

Inspiratif, Kisah Anak Petani Gunungkidul Kuliah Gratis di UGM Lewat Jalur SNMPTN

Bingkai inspirasi | 20 Juli 2022, 20:18 WIB
Refi Nurani Nurohmah dan kedua orang tuanya. (Sumber: Laman resmi UGM/ugm.ac.id)

Surminah juga sesekali membuat produk anyaman untuk dijual dan menerima pesanan keripik yang dibuat dari hasil panenan ladangnya. Refi mengaku membantu menjual keripik tersebut kepada guru-guru di sekolahnya, saat ia masih duduk di bangku sekolah.

Keluarga Refi bertahan hidup dengan penghasilan sekitar Rp200 ribu per bulan. Itu pun jika mereka mendapat hasil ladang yang cukup banyak. 

Beruntung, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu besar untuk pendidikan anaknya selama ini. Lantaran, sejak bangku SMP, Refi bisa bersekolah dengan beasiswa. 

Baca Juga: Masih Dibuka! Beasiswa S1 di UGM hingga IPB dari Tanoto Foundation, Simak Cara Daftarnya

Meski hidup sederhana, kedua orang tua Refi yang menamatkan pendidikan sekolah dasar itu berharap Refi bisa mengenyam pendidikan terbaik, sehingga dapat menjalani kehidupan yang lebih layak di masa depan.

“Saya sudah bilang, sampai mana pun akan saya usahakan untuk sekolah. Saya memang tidak bisa memberi bekal uang, jadi harus ada modal kepintaran dari Refi sendiri. Tetapi, bagaimana pun, harus sekolah,” ucap Satiran.

Ia mengungkapkan bahwa sejak kecil Refi sangat tekun dalam menuntut ilmu dan selalu mengutamakan sekolah. Ketekunan dan kegigihan yang ditunjukkan putrinya itulah yang membuatnya yakin Refi memiliki kemampuan yang cukup untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.

Di sisi lain, Refi menjelaskan, dirinya mengerti betul kondisi keluarganya sehingga ia enggan memberatkan orang tuanya dengan pengeluaran-pengeluaran pribadi. 

Oleh karena itu, sejak beberapa tahun yang lalu ia rutin menjadi guru les bagi anak-anak di desanya. Meski penghasilan yang ia terima tidak seberapa, Refi setidaknya bisa memenuhi uang sakunya sendiri.

Baca Juga: UGM Terima 4.200 Calon Mahasiswa Jalur CBT-UM, Ini 5 Jurusan Saintek dan Soshum Paling Diminati

Untuk menambah penghasilan, sejak bulan lalu Refi juga sudah tinggal di Yogyakarta bersama saudara tirinya. Ia membantu saudaranya berjualan di sebuah angkringan, sembari menunggu panggilan untuk bekerja di sebuah pusat perbelanjaan. 

Kedua orang tuanya sempat tidak merestui keinginan Refi untuk bekerja sambil menempuh pendidikan. Mereka ingin anaknya fokus belajar tanpa harus mengkhawatirkan hal-hal lainnya. 

Namun, Refi meyakinkan mereka bahwa ia akan berusaha membagi waktu dan tetap mengutamakan kuliah. Satiran dan Surminah pun akhirnya melepas putrinya untuk kuliah di UGM dengan harapan Refi dapat meraih masa depan yang lebih baik. 
 

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/UGM


TERBARU