> >

5 Peristiwa Penting pada 30 Juni, Anda Harus Tahu

Discography | 30 Juni 2021, 05:45 WIB
Situasi di lokasi jatuhnya pesawat Hercules C-130 milik TNI AU di Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6/2015). (Sumber: AFP PHOTO / KHARISMA TARIGAN)

SOLO, KOMPAS.TV- Akhir bulan, pada tanggal 30 Juni ini, sejumlah peristiwa penting terjadi di berbagai belahan dunia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Anda pun harus tahu dengan berbagai peristiwa itu untuk sekedar menjadi pengingat.

Berikut ini 5 peristiwa penting pada 30 Juni yang dirangkum Kompas TV dari berbagai sumber:

1. Peristiwa Tunguska

Lokasi yang diperkirakan merupakan tempat terjadinya tumbukan meteorit (Sumber: IST/tribunnews)

Pada 30 Juni 1908, sebuah ledakan besar terjadi di daerah Krai Krasnoyarsk, Rusia. Ledakan itu terjadi sekitar pukul 07.14 waktu setempat.

Ledakan besar itu kemudian disebut peristiwa Tunguska atau ledakan Tunguska. Ledakan ini meluluhantakkan daerah tersebut.

Belum diketahui dengan pasti penyebab ledakan tersebut. Banyak pihak yang memperdebatkan penyebab peristiwa itu.

Beberapa pihak menduga ledakan ini akibat ledakan udara meteoroid atau komet besar pada ketinggian 5 hingga 10 kilometer di atas permukaan bumi.

Baca Juga: Asteroid Sebesar Dua Kali Lapangan Bola Dekati Bumi Sore Ini, tapi....

2. Malam Pisau Panjang

Bagaimana pemimpin Nazi ini meninggal masih banyak dipertanyakan. (Sumber: GETTY IMAGES)

Ada peristiwa unik pada 30 Juni 1934. Malam Pisau Panjang namanya, merupakan sebutan atas peristiwa pembantaian atau pembersihan besar-besaran yang terjadi di Jerman Nazi sekira pada 30 Juni sampai 2 Juli 1934. Peristiwa ini disebut juga Operasi Kolibri.

Kala itu rezim Partai Nazi (NSDAP) pimpinan Adolf Hitler menghukum mati sekira 90 orang dengan alasan politik.

Kebanyakan yang dibunuh adalah anggota 'Pasukan Badai' alias Sturmabteilung (SA).

Saat itu, Adolf Hitler bermusuhan terhadap SA dan pimpinannya Ernst Julius Rohm. Permusuhan itu dipicu karena Hitler melihat kebebasan SA dan kesukaan anggotanya akan kekerasan jalanan yang dapat mengancam kekuasaannya.

Hitler juga menginginkan pencegahan gerakan apapun oleh para petinggi Reichswehr, militer Jerman, yang takut dan benci akan SA, membatasi kekuasaannya, khususnya sejak Ernst Rohm menunjukkan gelagat ambisinya untuk menggabungkan Reichswehr ke dalam SA dengan dirinya sebagai kepala.

Akhirnya, Hitler menggunakan pembersihan itu untuk melawan kritik konservatif dalam rezimnya, khususnya yang setia pada Wakil Kanselir Franz von Papen, dan membereskan urusan dengan musuh-musuh lama.

Baca Juga: 30 Tentara Jerman Diberhentikan Setelah Nyanyikan Ulang Tahun untuk Hitler

3. Tiga Kosmonaut Tewas saat Kembali ke Bumi dari Luar Angkasa

Ilustrasi kosmonaut melakukan penjelajahan dalam misi luar angkasa. (Sumber: SHUTTERSTOCK/Vadim Sadovski)

Pada 30 Juni 1971, tiga Kosmonaut wahana antariksa Soyuz 11 tewas saat kembali dari luar angkasa ke bumi.

Ketiga kosmonaut itu yakni, Georgi Dobrovolski, Viktor Patsayev, dan Vladislav Volkov. Ketiganya meninggal setelah berhasil mencapai stasiun luar angkasa Salyut 1.

Soyuz 11 awalnya diluncurkan pada 6 Juni 1971 dari Kosmodrom Baikonur dan mendarat ke Salyut 1 pada hari berikutnya, 7 Juni 1971.

Soyuz 11 yang membawa tiga Kosmonaut itu berada di stasiun luar angkasa tersebut selama 22 hari.

Pada saat kembali tanggal 30 Juni 1971, tim penyembuh membuka kapsul dan menemukan bahwa semua kru sudah meninggal.

Ketiganya dilaporkan meninggal karena lemas. Kesalahan pun dilacak ke katup ventilasi pernapasan, yang terletak antara modul orbit dan modul menurun, yang telah terguncang-guncang karena modul menurunnya terpisah dari modul dinas.

Para kosmonaut itu diberikan upacara pemakaman negara dan dimakamkan di Nekropolis Dinding Kremlin, Lapangan Merah, Moskwa, dekat jasad Yuri Alekseyevich Gagarin. Setelah itu wahana antariksa Soyuz dirancang kembali untuk hanya membawa dua kosmonaut.

Baca Juga: China Sukses Daratkan Tiga Astronotnya di Stasiun Luar Angkasa yang Tengah Dibangun

4. Bubarnya Rezim Apartheid

Nelson Mandela dan presiden apartheid terakhir FW de Klerk saat menerima hadian Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia pada 10 Desember 1993. (Sumber: AFP)

30 Juni 1991, rezim Apartheid resmi dibubarkan di Afrika Selatan (Afsel). Apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afsel dari sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990.

Hukum apartheid dicanangkan pertama kali di negara tersebut pada tahun 1930-an dikuasai oleh dua bangsa kulit putih, koloni Inggris di Cape Town dan Namibia dan para Afrikaner Boer (Petani Afrikaner) yang mencari emas/keberuntungan di tanah kosong Arika Selatan bagian timur atau disebut Transvaal (sekarang kota Pretoria dan Johannesburg).

Rezim Apartheid mulai berkuasa sejak tahun 1948  dan secara opresif memberlakukan hukum rasialis yang menghapuskan sebagian hak asasi warga non-kulit putih.

Rezim ini juga melakukan pembunuhan, penyiksaan, dan penahanan  terhadap oposan-oposan politiknya.

Akhirnya, akibat perlawanan di dalam  negeri dan tekanan dunia internasional, kekuasaan rezim ini berakhir pada tahun 1991. Pada tahun 1993 UU baru Afsel yang mengakui persamaan hak warga kulit putih dan kulit hitam disahkan.

Pada tahun 1994, diadakan pemilu kepresidenan dan pejuang kulit hitam Nelson Mandela berhasil menang dan diangkat sebagai presiden.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Afrika Selatan Alami Skandal Kerajaan Kontroversial Seputar Penerus Raja Zulu

5. Pesawat Hercules TNI-AU Jatuh di Medan

Seorang warga di lokasi jatuhnya pesawat Hercules C-130 TNI AU di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, 30 Juni 2015. Pesawat itu jatuh dua menit setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo pada pukul 12.08 WIB ketika hendak menuju Tanjung Pinang. (Sumber: RIBUN MEDAN / DEDY SINUHAJI)

Sebuah pesawat Lockheed C-130 Hercules milik TNI AU jatuh pada Selasa, 30 Juni 2015. Pesawat tersebut jatuh dua menit setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo di Padang Bulan, kota Medan, Sumatra Utara.

Pesawat tersebut awalnya direncanakan terbang ke Lanud Tanjung Pinang, setelah menyelesaikan penerbangan dari Lanud Dumai, Lanud Pekanbaru, Bandar Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, dan Bandar Udara Abdul Rachman Saleh di Malang.

Pesawat juga rencananya berangkat menuju Lanud Ranai, Lanud Pontianak, dan Lanud Yogyakarta. Sebelum jatuh, dilaporkan bahwa pilot pesawat sempat meminta izin untuk kembali ke pangkalan.

Pesawat tersebut membawa 12 kru dan 101 penumpang yang merupakan prajurit TNI dan keluarganya. Seluruhnya dinyatakan meninggal. Total korban kecelakaan pesawat itu dilaporkan sebanyak 143 jiwa, termasuk 22 orang yang berada di darat.

Baca Juga: Pesawat Hercules Bawa 100 Tenaga Kesehatan untuk Bantu Korban Banjir Bandang NTT

 

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU