> >

Ladies, Mari Belajar Bangkit dari Stigma 'Cantik Itu Putih' Ternyata dapat Picu Body Shaming

Lifestyle | Diperbarui 26 Januari 2022, 05:35 WIB
Ilustrasi perempuan yang tidak percaya diri karena tampilan kulitnya. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menjadi perempuan Asia, tak terkecuali Indonesia, tentu hidupnya tak dapat terlepaskan dari stigma cantik itu yang berkulit putih atau kuning langsat.

Kondisi tersebut semakin diperparah oleh produk-produk perawatan tubuh perempuan yang mengklaim mampu memutihkan kulit.

Selain itu, menurut laporan dari ZAP Beauty Index pada 2020, sekitar 62,2 persen perempuan di Indonesia pernah menjadi korban body shaming sepanjang hidupnya.

Kasus body shaming yang dimaksud, termasuk yang berupa celaan atau ejekan ke tampilan kulit perempuan atau nama lainnya yakni skin shaming.

Baca Juga: Ingin Kulit Sehat dan Kinclong? Coba Konsumsi 7 Makanan Ini

Berangkat dari fenomena itu, seorang beauty content creator Subasri lantas mencoba untuk memberikan sedikit tips bagi sesama perempuan supaya lebih percaya diri dengan warna kulitnya.

Subasri, atau yang biasa disapa Sri, pun mengaku bahwa dirinya pernah mengalami skin shaming karena ia memiliki warna kulit eksotis yaitu sawo mateng.

"Dulu pas SMP, dari kelas dua sampai kelas tiga, sering diejek (soal kulit) sama temen-temen cowok," cerita Sri dalam siaran Semua Bisa Cantik, kolaborasi Medio Podcast Network dengan Stylo Indonesia.

Sri mengungkapkan, kebanyakan dari teman-teman lelakinya kala itu mengejek kulit sawo matangnya dengan ujaran, "Lu item banget, dah."

Baca Juga: 7 Makanan Super Agar Perempuan Tetap Sehat dan Kuat

Bangkit dan Makin Percaya Diri dengan Warna Kulit

Lepas itu, Sri bertekad untuk bangkit dari keterpurukan akibat skin shaming yang diterimanya dan mulai memupuk rasa percaya diri terhadap warna kulitnya sendiri.

Sri yang memutuskan untuk belajar make up justru semakin mencintai hobi barunya itu, sehingga ia berhasil mendobrak stigma kecantikan yang didasarkan oleh warna kulit.

Tak berhenti di situ saja, berkat keinginan untuk menularkan semangatnya kepada perempuan-perempuan yang lain, Sri pun mencoba menjadi beauty content creator.

Namun, dalam menempuh perjalanan menjadi seorang beauty content creator, Sri tak menampik bahwa dirinya juga menemui banyak rintangan.

Baca Juga: 3 Tips Memakai dan Memilih Losion untuk Kulit Lebih Sehat

Awalnya, Sri masih sering merasa ragu dengan warna kulitnya, yang sangat jarang dimiliki oleh beauty content creator lainnya.

Untungnya, semangat Sri tak pernah luntur dalam belajar dan berbagi ilmu seputar make up, yang dapat menambah kepercayaan diri perempuan berkulit sawo mateng sepertinya.

Bermodalkan internet, Srimulai mencari tutorial make up untuk kulit sawo matang di YouTube, dan sesekali belajar tentang outfit yang cocok untuknya juga.

Sri percaya, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, yang mesti diterima dan dipahami supaya dapat menjadi batu loncatan menuju verisi terbaik diri.

"Jangan memikirkan perkataan orang. Karena, kalau perkataan itu bener ada di diri kita, ya sudah terima saja," pesan Sri.

"Tapi, kalau ada yang bisa diubah, ya sudah ubah. Kalau enggak ada, disyukurin saja," sambungnya.

Selain itu, Sri juga berpesan kepada perempuan di luar sana untuk tidak mengomentari kekurangan orang lain.

Akhir kata, Sri mengingatkan, semua perempuan itu terlahir cantik dengan caranya sendiri dan tak seharunya warna kulit menjadi alasan untuk merasa rendah diri.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU