> >

Ini Daerah-Daerah yang Jadi Prioritas Penerapan Izin Pemanfaatan Air Tanah

Ekonomi dan bisnis | 14 November 2023, 17:00 WIB
Ilustrasi. Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat, ada sejumlah wilayah di Indonesia yang cadangan air tanahnya sudah mengalami kerusakan. Berdasarkan identifikasi Badan Geologi, wilayah tererbut di antaranya tersebar di Medan, Serang-Tangerang, Jakarta, Karawang-Bekasi, Bogor, Surabaya, Bandung-Soreang, Denpasar-Tabanan, Pekalongan-Pemalang, Semarang, Metro-Kotabumi, Karanganyar-Boyolali, hingga Palangkaraya-Banjarmasin. (Sumber: Bloomberg/Muhammad Fadli)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid menyatakan, ada sejumlah wilayah di Indonesia yang cadangan air tanahnya sudah mengalami kerusakan. 

Berdasarkan identifikasi Badan Geologi, wilayah tererbut di antaranya tersebar di Medan, Serang-Tangerang, Jakarta, Karawang-Bekasi, Bogor, Surabaya, Bandung-Soreang, Denpasar-Tabanan, Pekalongan-Pemalang, Semarang, Metro-Kotabumi, Karanganyar-Boyolali, hingga Palangkaraya-Banjarmasin.

Lokasi-lokasi itulah yang akan menjadi prioritas penerapan perizinan pemanfaatan air tanah nantinya.

"Tanda kerusakan cekungan air tanah atau CAT menimbulkan berbagai dampak lingkungan, seperti kontaminasi air akuifer di bagian atas dan bawah hingga penurunan permukaan tanah atau landsubsidence," kata Wafid dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, Senin (13/11/2023). 

Baca Juga: Kemenhub: Penghapusan Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Perlu Revisi UU Penerbangan

"Kalau sudah ada tanda-tanda landsubsidence itu harus diawasi penggunaannya karena itu sudah masuk rawan," tambahnya. 

Khusus di Pantau Utara Jawa, cekungan air tanah yang rusak telah berdampak terhadap wilayah pesisir. Ketika banjir rob, air laut yang masuk ke daratan tidak langsung kembali ke laut dan menggenangi daratan.

Penurunan permukaan tanah yang signifikan terjadi di Pekalongan, Demak, dan juga Semarang. Di Pekalongan, penurunan permukaan tanah terjadi sebesar 10 sentimeter per tahun.

Lebih lanjut Wafid menyampaikan, pengambilan air tanah bukan satu-satunya penyebab penurunan permukaan tanah. Beberapa faktor penyumbang penurunan permukaan tanah adalah kompaksi alamiah, tektonik, ataupun pembebanan infrastruktur di sekitar lokasi.

Baca Juga: Catat, Begini Cara Dapat Izin Aturan Baru Pakai Air Tanah dari Kementerian ESDM

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber :


TERBARU