> >

Cerita Jokowi saat Perang Rusia-Ukraina Meletus, Tak Mengira Dampaknya Sampai Indonesia

Ekonomi dan bisnis | 7 November 2023, 14:56 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bercerita saat pertama kali perang Rusia-Ukraina meletus tahun lalu, ia tidak mengira dampaknya akan terasa sampai Indonesia. Yaitu mahalnya harga gandum yang jadi bahan dasar berbagai olahan pangan di tanah air, seperti mie instan. (Sumber: BPMI Setpres)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bercerita saat pertama kali perang Rusia-Ukraina meletus tahun lalu, ia tidak mengira dampaknya akan terasa sampai Indonesia. Yaitu mahalnya harga gandum yang jadi bahan dasar berbagai olahan pangan di tanah air, seperti mie instan. 

Jokowi awalnya berpikir Indonesia tidak akan terkena dampak langsung dari perang yang terjadi di bagian timur benua Eropa itu. Tapi ternyata perang tersebut menyebabkan pasokan gandum dan biji-bijian lainnya tersendat ke seluruh dunia. 

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), di Jakarta, Selasa (7/11/2023). 

Baca Juga: Bukan Jawa dan Sumatera, 2 Pulau Ini Catat Pertumbuhan Ekonomi yang Lampaui Pertumbuhan Nasional

"Perang di Ukraina belum rampung ditambah lagi sekarang dengan perang di Gaza. Kelihatannya dulu saya berpikir, kita semua mungkin berpikir sama, Ukraina jauh sekali dari Indonesia. Apa dampaknya? Enggak akan lah berdampak kepada kita," kata Jokowi dikutip dari Breaking News Kompas TV. 

"Ternyata, dampaknya nyata dan ada. Kita impor itu gandum 11 juta ton per tahun. Ternyata 30 persen itu impornya dari Ukraina dan dari Rusia. Kapalnya tidak berani mengirim barang karena ada perang, semuanya setop," tambahnya. 

Ukraina dan Rusia adalah produsen gandum dan biji-bijian terbesar di dunia. Indonesia membeli jutaan ton gandum dari kedua negara itu. Tak hanya itu, Indonesia juga mengimpor bahan baku pupuk dari Rusia, Ukraina, dan Belarusia.

Baca Juga: Horee, Tiket Kereta Mudik Natal dan Liburan Tahun Baru Sudah Bisa Dipesan!

Sehingga saat harga gandum dan pupuk naik karena perang, pemerintah cukup kewalahan dan harus mencari produsen gandum dan pupuk lainnya. 

"Saya saat bertemu Presiden Zelensky saat itu dia menyampaikan, “Presiden Jokowi, di Ukraina sekarang ini ada 77 juta ton gandum yang berhenti tidak bisa kita ekspor. Saya pindah ke Rusia mau ngomong sama Presiden Putin tiga jam, cerita hal yang sama, di Rusia ada 130 juta ton gandum berhenti," tutur Jokowi.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU