> >

Pengamat Sebut untuk Atasi Ancaman Krisis, Indonesia Wajib Bangun Pondasi Pangan Mandiri

Ekonomi dan bisnis | 22 Oktober 2023, 01:00 WIB
Foto ilustrasi. Buruh angkut menata karung-karung beras Bulog asal Vietnam di salah satu toko di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Selasa (28/1/2014). (Sumber: TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Khudori menegaskan, berdasar informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sentra produksi padi di Jawa Barat, Sumatra Selatan, Bali dan Lampung serta Jawa Timur saat ini dilanda kekeringan akibat hujan yang tidak juga turun. Padahal, idealnya hujan terjadi pada Oktober, namun gagal.

Baca Juga: 2 Juta Beras Impor Masuk November, Pimpinan DPR Minta Warga Jangan Panik

"Jika hujan mundur, musim tanam yang biasanya terjadi di bulan Desember juga mestinya mundur. Artinya, kalau hujan mundur dua bulan, bisa jadi musim tanam baru terjadi akhir April hingga awal Mei. Rentang waktu selama ini membuat stok pangan yang tersedia dipastikan menipis," ulasnya.

Pemilu momentum kenaikan konsumsi drastis

Lebih lanjut Khudori menegaskan, awal tahun 2024 dipastikan ada momentum kenaikan konsumsi drastis. Pada 14 Februari 2024, saat digelarnya Pemilu dan bulan sebelumnya bakal membutuhkan banyak konsumsi seperti untuk kampanye dan sebagainya. 

"Jika sampai pemerintah tidak ada stok pangan yang memadai, ini sangat berbahaya," tegasnya. 

Pengamat pertanian yang juga pegiat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori. (Sumber: Dok. istimewa)

Khudori menegaskan, pemerintah lewat Bulog juga harus segera memastikan kecukupan stok. Berdasarkan informasi, Bulog menyatakan stok di gudang yang sekitar 1,7 juta ton telah dikurangi dengan bantuan pangan beras hingga November mendatang.

"Diprediksikan, hingga akhir tahun, stok menjadi 660 ribu ton dan stok ini tidak cukup untuk ke depan dengan banyaknya rentetan kebutuhan," jelasnya lagi.

Khudori memprediksikan, jika hingga Desember tidak ada tambahan stok, maka menyebabkan harga beras menjadi tinggi.

Baca Juga: Bikin Tenang, Jokowi Sebut Stok Beras Aman dan Bilang Butuh Impor untuk Stabilkan Harga

Mengutip pemberitaan Kompas.tv sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menyebut cadangan beras pemerintah masih aman di tengah fenomena El Nino, namun membutuhkan pasokan impor untuk menstabilkan harga yang meningkat di pasaran.

”Saya melihat ke bawah (lapangan) itu untuk memastikan produksi itu masih baik,” ujar Jokowi usai mengecek panen raya di Desa Karanglayu, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (13/10/2023).

Menurut Jokowi, produktivitas sawah di daerah lain berkisar 7 ton gabah kering panen (GKP), sementara di Karanglayu rata-rata 8,6 ton GKP per hektare, bahkan  bisa mencapai 9 ton GKP. Peningkatan hasil panen itu, kata Jokowi, karena didukung pasokan air irigasi teknis.

Penulis : Gading Persada Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU