> >

Sepeda Bambu Flores Jadi Suvenir KTT ASEAN, Pernah Dipakai Jokowi Gowes Bareng PM Australia

Ekonomi dan bisnis | 10 Mei 2023, 11:50 WIB
Sepeda dari bambu dipamerkan dalam pameran produk UMKM di kompleks obyek wisata Gua Batu Cermin, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (6/5/2023). Sepeda bambu akan menjadi salah satu suvenir yang dibagikan kepada kepala negara yang hadir dalam KTT Ke-42 ASEAN. (Sumber: Kompas/Heru Sri Kumoro)

LABUAN BAJO, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo kerap membagikan sepeda kepada masyarakat saat berkunjung ke berbagai wilayah di Indonesia. Kali ini, Presiden Jokowi juga akan membagikan sepeda kepada delegasi KTT ASEAN 2023, di Labuan Bajo, NTT. 

Namun, sepeda yang akan jadi suvenir acara ini bukan sepeda biasa, karena terbuat dari bahan alami yaitu bambu. Bambu asal Flores digunakan untuk sepeda yang mampu menahan beban orang dewasa dan juga bisa jadi alat transportasi. 

Mengutip laporan Kompas.id, Rabu (10/5/2023), Presiden terlihat pertama kali mengenalkan sepeda bambu yakni saat mengajak Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bersepeda bambu di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 6 Juni 2022. 

”(Oleh) karena cuacanya bagus dan naik sepeda ini, kan, ramah lingkungan. Saya kira kita harus memulai menyampaikan pesan betapa pentingnya kendaraan-kendaraan yang ramah lingkungan,” kata Jokowi saat itu. 

Baca Juga: Jokowi Sambut Kepala Negara ASEAN, Ucapkan Selamat Bergabung ke Timor Leste

Jokowi pun kemudian menawari PM Albanese untuk membawa sepeda bambu sekembalinya ke Australia. Jokowi juga terlihat kembali mengendarai sepeda bambu pada 15 Januari 2023.

Saat itu Jokowi naik sepeda bambu dari Istana Merdeka menuju kawasan hari bebas kendaraan bermotor di ruas Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta.

Sebagaimana disampaikan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Nusa Tenggara Timur, Julie Laiskodat, sepeda bambu direncanakan juga menjadi suvenir bagi para pemimpin ASEAN yang mengikuti KTT di Labuan Bajo.

Ternyata, pemilihan sepeda bambu sebagai suvenir KTT ASEAN bukan hanya sekadar karena keunikannya. Ketua Yayasan Bambu Lingkungan Lestari, Monica Tanuhandaru menuturkan, pihaknya ingin memanfaatkan bambu dari Flores. 

Harapannya, sepeda bambu menjadi suvenir bagi kepala negara di ASEAN bisa mengenalkan produk unggulan daerah Flores ke level lebih tinggi.

Baca Juga: KTT ASEAN 2023: BMKG hingga Mba Rara Dilibatkan Untuk Modifikasi Cuaca Labuan Bajo Tetap Cerah

”Kita bilangnya, kita akan mendukung ASEAN green mobility. Kita mendorong kota-kota di ASEAN untuk ramah terhadap pesepeda. Nanti pada September kita akan kampanye ‘Ayo sepeda ke sekolah’,” ujar Monica kepada Kompas.id.

Pembuatan sepeda bambu di Indonesia bukan hany untuk acara KTT ASEAN. Tapi juga akan dikembangkan untuk diproduksi dalam jumlah lebih banyak. 

Monica mengatakan, hanya ada 7 produsen sepeda bambu di dunia. Yaitu Denver dan California di Amerika Serikat, lalu Portugal, Jerman, Inggris, Ghana, dan Indonesia.

Ia menuturkan, bambu yang selama ini dipakai sebagai rangka sepeda berasal dari sembilan kabupaten. Tujuh kabupaten berada di Flores, yakni Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, dan Sikka. Dua penghasil bambu lainnya ada di Jawa, yakni Mojokerto dan Yogyakarta.

Sehingga bahan baku bambu dari Flores lalu dikerjakan di Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. 

Baca Juga: KTT ke-42 ASEAN Dibuka, Ini Sambutan Khusus Presiden Jokowi untuk PM Timor Leste

”Nanti akan ada pabriknya di sini, dibangun di Batu Cermin, untuk mendekatkan ke sumber bahan baku. Ini tadi masih DED (detail engineering design), jadi mungkin mulai Agustus tahun ini. Jadi, (ini) pabrik bambu laminasi, pabrik sepeda, anyaman, sama limbahnya dijadikan pelet untuk biomassa,” ungkap Monica.

Ia bercerita, pembuatan satu unit sepeda bambu, sejak pemrosesannya, paling cepat satu bulan. Bambunya sendiri dipanen saat sudah berumur empat tahun. 

”Kalau dari rakitannya, cepat. (Prosesnya mulai) dari panen bambunya, diawetkan, dikeringkan, di-press. Soal daya tahan? Saya sudah punya (sepeda bambu) 10 tahun. Saya pakai tiap hari. Tidak ada perawatan khusus, dibersihkan aja,” ucapnya. 

Adapun rentang harga sepeda bambu di pasaran berkisar Rp 15 juta-Rp 30 juta, tergantung jenis materi komponen lain berikut kelengkapan sepedanya.

 ”Frame-nya (rangkanya) ini sekitar Rp 7 juta sampai Rp 8 juta,” sebutnya. 

Baca Juga: Di Forum KTT ASEAN Mahfud MD Dorong Deklarasi Bersama Berantas Kejahatan Perdagangan Manusia

Meskipun terbuat dari bambu, Monica memastikan bahwa sepeda ini cukup tangguh dan sudah melalui uji jarak jauh.

Seperti yang sudah diuji Wisli Sagara, yang merupakan Duta Jenama Spedagi. Ia beberapa waktu lalu mengayuh sepeda bambu dari kilometer nol di Sabang sampai Jakarta. 

Wisli juga pernah bersepeda bambu dari Jakarta ke Bajawa menempuh jarak 2.100 kilometer. Pada Agustus 2023, Wisli juga akan mengikuti tur sepeda tertua di Perancis menempuh jarak 1.200 km menggunakan sepeda bambu.

Menurut Wisli, kelebihan sepeda bambu adalah empuk, ada fleksibilitas. 

”Beratnya, sih, mirip-mirip sama sepeda besi. Karena yang dipakai ini, kan, bukan bambu yang dalamnya kosong, tapi bambu padat. Ini belahan-belahan bambu yang ditangkupkan, dipadatkan, dan baru dibentuk (dibubut),” kata Wisli. 

Baca Juga: Menengok Hotel Terapung KM Sinabung, Tempat Delegasi KTT ASEAN Ke-42 Menginap di Labuan Bajo!

Tim Kompas juga sudah mencoba mengayuh sepeda minivelo di lokasi Pameran Batu Cermin, Labuan Bajo. Laju sepeda hampir sama dengan sepeda berbahan lain. Bobotnya relatif ringan. 

Sempat ada keraguan akan kekuatan rangka sepeda yang 50 persen berbahan bambu itu. Setelah beberapa kali putaran, barulah timbul keyakinan bahwa sepeda bambu dapat menahan beban tubuh.

Erlin Meo dari Kampus Bambu Turetogo, Kabupaten Ngada, mengatakan, bambu jenis petung (Dendrocalamus asper) yang dijadikan bahan pembuatan rangka sepeda merupakan bambu yang kuat. 

Terbukti, selama bertahun-tahun masyarakat setempat menggunakan bambu petung untuk konstruksi bangunan.

”Bambu petung biasanya digunakan untuk tiang rumah dan rangka atap. Kalau tanpa pengawet, lima tahun sudah harus diganti. Kalau dengan pengawet, diperkirakan bambu masih bisa bertahan selama 50 tahun,” ujar Erlin, yang juga warga Ngada.

Baca Juga: KTT ASEAN Bikin Okupansi Hotel Labuan Bajo 100 Persen, 2 Kepala Negara Menginap di Bali

Hingga kini bambu masih menjadi bahan utama untuk bangunan. Kendati banyak orang sudah beralih ke beton, bangunan tertentu, seperti rumah adat, masih tetap menggunakan bambu. Selain tuntutan aturan adat, bambu juga masih dianggap sebagai bahan yang kuat.

Kekuatan itulah yang menjadi salah satu alasan bambu petung dianggap dapat digunakan sebagai rangka sepeda. Bambu yang berusia sekitar empat tahun dipotong kemudian dibelah menjadi bentuk bilah-bilah. 

Selanjutnya, bilah bambu dikirim ke Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, untuk diproses menjadi rangka sepeda.

Menurut dia, para petani di Ngada dan wilayah lain di Pulau Flores merasa bangga dengan produksi sepeda bambu yang bahannya berasal dari kebun mereka. 

 

Terlebih lagi, sepeda itu nantinya menjadi suvenir bagi para pemimpin yang hadir dalam KTT ASEAN.

Jika sepeda itu nantinya digunakan di negara mereka, diharapkan ada pula narasi tentang sejarah pembuatan sepeda, termasuk sumber bambu. 

Dari situ, orang semakin mengenal Flores dengan segala macam kekayaan alamnya. Termasuk posisi Flores sebagai daerah dengan produksi bambu tertinggi di Indonesia.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.id


TERBARU