> >

Menanti Penjelasan Mahfud MD ke DPR soal Transaksi Mencurigakan Rp349 Triliun terkait Kemenkeu

Ekonomi dan bisnis | 29 Maret 2023, 13:05 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD dan Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana dipanggil oleh Komisi III DPR hari ini, Rabu (29/3/2023). (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menkopolhukam Mahfud MD dan Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana dipanggil oleh Komisi III DPR hari ini, Rabu (29/3/2023).

Rapat Dengar Pendapat keduanya dengan DPR untuk membahas soal transaksi mencurigakan sebesar Rp349 triliun yang sebelumnya menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Rapat tersebut dijadwalkan digelar pada pukul 15.00 WIB dan akan disiarkan secara langsung lewat kanal YouTube Komisi III DPR RI.

"Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi III DPR RI dengan Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan TPPU. Membahas: Informasi LHA PPATK atas permasalahan di Kemenkeu," demikian dikutip dari laman resmi DPR, Rabu (29/3/2023).

Pertemuan ini juga digelar setelah Presiden Jokowi memanggil Mahfud dan Ivan ke Istana pada Senin (27/3) kemarin.

Usai bertemu Jokowi, Mahfud mengaku diminta Presiden untuk menjelaskan kepada DPR dengan sejelas-jelasnya, mengenai transaksi keuangan mencurigakan senilai Rp349 triliun di Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Eks Ketua PPATK Sayangkan Mahfud MD Beber Transaksi Rp349 T di Kemenkeu: Banyak Double Counting!

“Ada beberapa hal menyangkut soal temuan PPATK mengenai dugaan pencucian uang di Kemenkeu, Presiden meminta saya hadir menjelaskan ke DPR dengan sejelas-jelasnya dan memberi pengertian tentang apa itu pencucian uang,” kata Mahfud kepada wartawan Istana Kepresidenan Jakarta.

Mahfud menekankan ia siap datang ke gedung parlemen bersama para pejabat eselon I dan para anggota Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

“Jadi ketuanya saya (Ketua Komnas Pencegahan TPPU), anggotanya ada beberapa menteri dan lembaga. Kita (saya) cukup ditemani oleh eselon satunya, itu saja saya siap datang hari Rabu,” ujarnya.

Sedangkan Ivan tak banyak berkomentar usai dipanggil Jokowi di hari yang sama.

"Ya banyak yang kita (bicarakan) ya, makasih. Saya dapat arahan dari beliau (Presiden)," ucapnya.

Baca Juga: Dilaporkan MAKI ke Bareskrim Polri, Mahfud MD: Bagus!

Tantangan Mahfud untuk 3 Anggota Komisi III DPR

Sebelum pertemuan Rabu siang, tensi politik antara Mahfud MD dan 3 anggota Komisi III sudah memanas. Awalnya, saat rapat bersama PPATK beberapa waktu lalu, anggota Komisi III DPR yakni Benny K Harman, Arteria Dahlan, dan Asrul Sani berbicara cukup keras soal Menkopolhukam.

Mereka mempertanyakan mengapa Mahfud memilih mengungkap temuan Rp300 triliun ke publik dibanding menyelidiknya lebih dulu sesuai aturan yang berlaku.

Mereka pun meminta Mahfud hadir jika tiba saatnya rapat dengan DPR. Namun, rapat tersebut sempat tertunda karena DPR belum mengirimkan undangan.

Pernyataan itu juga dijawab Mahfud lewat cuitan di Twitter pribadinya.

"Saya sudah siap hadir. Saya tantang Benny K. Harman juga hadir dan tidak beralasan ada tugas lain. Begitu juga Arteria dan Arsul Sani. Jangan cari alasan absen," tulis Mahfud MD pada Minggu (26/3).

Kemudian, Benny K. Harman menyatakan dirinya juga pasti datang untuk meminta penjelasan Mahfud.

Baca Juga: PNS Full Senyum! April THR Turun, Juni Giliran Gaji ke-13 Cair

"Oh saya datang, pasti saya datang. Pasti saya akan tanyakan (transaksi janggal)," kata Benny kepada media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (27/3).

Benny meminta Mahfud tak perlu sungkan membongkar transaksi mencurigakan bernilai jumbo itu. Tapi ia mengingatkan Mahfud untuk fokus pada bahasan Rp300 triliun di Kemenkeu.

"Saya minta Pak Mahfud tidak boleh ewoh pekewoh karena dia sudah mulai mengungkapkan itu," ujarnya.

"Jangan ngungkit-ngungkit yang dulu ya kan. Mulailah sekarang ini. Ya kan? jangan dia ngalihkan masalah, jangan dia mencla-mencle istilah saya itu," ucapnya.

Arteria Dahlan juga mengatakan akan hadir. Namun ia meyebut tidak berani menerim tantangan Mahfud.

"InsyaAllah hadir. Saya nggak berani terima tantangan Prof (Mahfud Md), beliau itu saya anggap guru sekaligus orang tua saya," tutur Arteria kepada wartawan, Minggu (26/3/2023).

Baca Juga: THR PNS, TNI, Polri, dan Pensiunan Cair Mulai 4 April, Ini Daftar Komponennya

Arteria menilai, niat Mahfud mengungkap transaksi tersebut sebenarnya baik. Tapi forumnya tidak tepat.

"Mungkin pertemuan Rabu sebaiknya dimanfaatkan untuk Prof berikan klarifikasi. Saya yakin niat Prof baik, forumnya saja saat beliau menyampaikan yang kurang pas. Tapi nanti lah, kita tunggu klarifikasi resmi dari Prof," kata Arteria.

 

Demikian pula dengan Arsul Sani yang akan datang dan menyiapkan sejumlah pertanyaan.

"Insya Allah saya datang, dan saya tentu siapkan sejumlah pertanyaan atau permintaan penjelasan,” ujar Arsul seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/3/2023).

Menurutnya, jika ada perdebatan yang terjadi di ruang rapat DPR adalah hal yang biasa.

“Jadi rasanya rapat ya biasa saja, tetapi bahwa ada pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan yang tajam, baik dari anggota Komisi III atau jawaban-jawabannya dari Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, ya itu biasa saja,” ucapnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV, Kompas.com


TERBARU