> >

Mayoritas Orang Indonesia Tak Bisa Beli Makanan Bergizi, Harga Pangan Termahal se-Asia Tenggara

Ekonomi dan bisnis | 9 Desember 2022, 15:52 WIB
Penjual daging di pasar Lambaro, Aceh Besar, Jumat (8/7/2022). Harian Kompas menyebut 68 persen atau 183,7 juta orang Indonesia yang tidak mampu memenuhi biaya untuk membeli makan bergizi seimbang. (Sumber: ANTARA/Nurul Hasanah)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mayoritas warga Indonesia ternyata tidak mampu membeli makanan bergizi seimbang untuk dikonsumsi sehari-hari. Tim jurnalisme data Harian Kompas mengungkapkan, untuk membeli makan bergizi seimbang di Indonesia membutuhkan biaya rata-rata Rp 22.126 per hari atau Rp 663.791 per bulan.

Makanan bergizi seimbang  artinya menu dengan porsi seimbang antara makanan pokok (sumber karbohidrat), lauk pauk (sumber protein dan lemak), sayuran dan buah, serta air minum.

Mengutip dari Kompas.id, Jumat (9/12/2022), penghitungan harga itu sudah mengikuti standar komposisi gizi Healthy Diet Basket (HDB), yang juga digunakan Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO).

Jika dibandingkan dengan kemampuan membeli makanan per harinya, maka ada 68 persen atau 183,7 juta orang Indonesia yang tidak mampu memenuhi biaya tersebut.

Baca Juga: Deretan Harga Pangan Naik Jelang Nataru: Telur Ayam Ras, Beras, Cabai Rawit Merah Juaranya

Namun, jika menggunakan standar Angka Kecukupan Gizi Indonesia (AKG) 2014, jumlah warga Indonesia yang tidak mampu membeli pangan bergizi pun tidak sebesar angka di atas. Lantaran standar gizi yang digunakan pada AKG lebih rendah dibanding HDB.

Laporan Harian Kompas menyebut, jika mengacu standar gizi AKG 2014, persentase penduduk yang tidak mampu membeli pangan sehat adalah sebesar 57 persen populasi Indonesia atau 155 juta penduduk. Jumlah itu turun dari 68 persen di versi HDB.

Banyaknya orang Indonesia yang tidak mampu membeli makanan bergizi, ternyata disebabkan tingginya harga bahan pangan. Bahkan, harga pangan di Indonesia paling mahal di Asia Tenggara, jika dibanding daya beli masyarakatnya.

Misalnya, harga makanan di Singapura tentu jauh lebih mahal dibanding di Indonesia. Namun masyarakat Singapura mampu membelinya.

Hal itu tercantum dalam laporan Badan Pangan Dunia atau FAO.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.id


TERBARU