> >

Sejarah KA Argo Parahyangan: Beroperasi Sejak 1971, Mau "Disuntik Mati" demi Kereta Cepat

Ekonomi dan bisnis | 6 Desember 2022, 11:03 WIB
KA Argo Parahyangan mulai beroperasi melayani relasi Jakarta-Bandung sejak tahun 1971 saat masih bernama KA Parahyangan. (Sumber: Kompas.com )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah tidak menutup kemungkinan bakal menghentikan operasi KA Argo Parahyangan, demi mendongkrak jumlah penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Maklum, proyek kereta cepat yang makan biaya triliunan rupiah ini butuh banyak penumpang agar bisa balik modal dan menghasilkan keuntungan.

Berdasarkan hitungan KAI, paling cepat kereta peluru itu bisa balik modal dalam 38 tahun. Nah, wacana penghapusan KA Argo Parahyangan mendapat banyak kritik dari masyarakat. Pasalnya, harga Argo Parahyangan lebih murah dari harga tiket kereta cepat.

Yakni Rp130.000, Rp170.000, dan Rp410.000 masing-masing untuk kelas ekonomi, eksekutif, dan premium. Kelas premium ini tidak setiap hari tersedia dan kalaupun ada hanya disediakan 1 gerbong. Dengan harga segitu, penumpang sudah diantarkan masuk ke dalam kota Bandung. Yaitu ke Stasiun Bandung dan Stasiun Kiara Condong.

 

Selama ini, Argo Parahyangan jadi satu-satunya kereta yang melayani relasi Jakarta-Bandung dan sebaliknya. Memakan waktu tempuh 3 jam sampai ke Bandung, Argo Parahyangan jadi pilihan bagi masyarakat yang tidak ingin terjebak macet saat naik mobil pribadi, bus umum, ataupun travel.

Baca Juga: Mengenal KA Feeder, Antarkan Penumpang Kereta Cepat dari Padalarang ke Stasiun Bandung

Argo Parahyangan juga banyak berjasa dalam mengantarkan pekerja commuter mingguan. Mereka biasanya warga Bandung dan sekitarnya yang mencari nafkah di Jabodetabek pada Senin-Jumat, lalu pada akhir pekan pulang ke rumah menemui keluarga. Di antara pengguna rutinnya dan para pencinta kereta, Argo Parahyangan punya nama panggilan, Gopar.

Belum lagi untuk para wisatawan yang ingin menikmati perjalanan ke Bandung dengan kereta. Lantaran sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan perbukitan hijau yang indah, jurang yang dalam dan aliran sungai yang deras, sambil melaju di atas rel kereta rangka baja buatan Belanda yang legendaris.

Mengutip laman railfansid.fandom.com, Selasa (6/12/2022), KA Argo Parahyangan merupakan kereta api hasil peleburan KA Argo Gede dan Parahyangan, yang telah dihentikan pengoperasiannya.

Jalur Jakarta-Bandung pertama kali dilayani KA Parahyangan pada 31 Juli 1971. Kemudian pada 31 Juli 1995 berganti nama menjadi KA Argo Gede dan akhirnya dilebur pada 2010 dengan nama Argo Parahyangan.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU