> >

Surve Litbang Kompas: 73,7 Persen Kelas Bawah Pesimistis Hadapi Ketidakpastian Ekonomi di 2023

Ekonomi dan bisnis | 4 Desember 2022, 05:36 WIB
Ilustrasi analisis transaksi keuangan dalam rekening (Sumber: Shutterstock/Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Masyarakat kelas menengah dan kelas atas menjadi kelompok yang paling optimistis menghadapi ketidakpastian di 2023. Sedangkan kelas bawah merasa paling pesimistis.

Hal itu tertuang dalam survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 3-7 November 2022, pengelompokan kelas dilihat dari pengeluaran keluarga per bulan dan daya listrik di rumah.

Dalam hasil survei disebutkan delapan dari 10 responden kelas menangah yakni dapat melalui ketidakpastian ekonomi. Keyakinan serupa diungkapkan responden dengan latar belakang kelas atas. 

Di sisi lain, kelas bawah yang merasa paling pesimistis yakni sebesar 73,7 persen.

Baca Juga: Inggris Umumkan Resesi Ekonomi, akan Naikkan Pajak dan Potong Anggaran Layanan Publik

Faktor-faktor keyakinan ini dapat ditelusuri lebih lanjut berdasarkan cara pandang masing-masing kelas. 

Soal pemulihan ekonomi, mulai dari kalangan bawah hingga atas cenderung sepakat melihat situasi pandemi tahun ini lebih baik daripada tahun lalu. 

Begitu juga dengan perkiraan bahwa tahun depan kondisi pandemi akan lebih baik lagi dibandingkan dengan tahun ini. Namun, pemulihan ekonomi tampaknya masih terasa lambat, khususnya bagi sebagian kalangan menengah bawah. 

Sedangkan masyarakat kelas menengah dan atas berkeyakinan harapan pertumbuhan ekonomi di 2023 tetap ada. 

Baca Juga: Ekonomi Global Gelap, Tanpa Sri Mulyani G20 Bisa Bubar?

"Sebagian responden atau 26,9 persen merasa tahun 2022 lebih sulit mendapatkan pekerjaan," tulis rilis Litbang Kompas dikutip dari Kompas.id, Sabtu (3/12/2022).

Di sisi lain kemampuan belanja kebutuhan pokok dirasa menurun, tetapi tidak untuk konsumsi barang penunjang gaya hidup atau hobi. 

Lebih dari sepertiga responden di setiap kelas mengaku masih mampu memenuhi keperluan hobi yang tergolong kebutuhan sekunder atau bahkan tersier. 

Bisa jadi, ini adalah siasat masyarakat untuk melepaskan jenuh dan kepenatan setelah terkungkung pandemi selama lebih dari dua tahun.

Baca Juga: Ingatkan Krisis Dunia, Presiden Jokowi: 2023 Bisa Jadi Tahun yang Lebih Suram

Sebanyak 67,6 persen kelas menengah dan kelas atas, mereka masih mengalokasikan anggaran untuk persoalan fashion dan 50 persen peralatan elektronik atau gadget di tahun 2023.  

Sebaliknya di kelas bawah, persoalan fashion dan gadget cenderung tidak lagi jadi prioritas di tahun depan.

Terlepas dari kondisi tahun ini yang dirasa sulit, publik masih memiliki harapan terang menyongsong ekonomi 2023. 

"Iklim ekonomi Indonesia di tahun depan masih terpantau baik dengan melihat besarnya optimisme publik. Kelesuan ekonomi yang paling dikhawatirkan masyarakat kelas bawah dapat diimbangi dengan penyaluran program bantuan sosial," tulis rilis Litbang Kompas

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.id


TERBARU