> >

Biaya Energi Naik, Macron Siapkan Rp136 T untuk Bayarin Tagihan Listrik Perusahaan

Ekonomi dan bisnis | 21 November 2022, 10:16 WIB
Sebuah mobil melaju di depan turbin kincir angin penghasil tenaga listrik di jalan Cambrai-Arras saat matahari terbenam di Bourlon, Prancis, (12/2/2021). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Prancis akan membelanjakan sebesar 8,4 miliar euro (sekitar Rp136,3 triliun) untuk membantu perusahaan membayar tagihan energi mereka. 

Hal itu guna meredam dampak kenaikan harga listrik dan gas, serta membantu mereka bersaing dengan perusahaan asal Jerman.

Mengutip dari Antara, Senin (21/11/2022), Prancis akan memangkas pajak khusus untuk listrik menjadi seminimal mungkin, sesuai dengan aturan Uni Eropa (UE). Prancis juga akan mengizinkan perusahaan untuk memanfaatkan mekanisme khusus guna menerima tenaga turunan nuklir yang murah.

Usaha kecil juga akan mendapat manfaat dari batas harga energi yang sudah diberlakukan untuk rumah tangga.

Baca Juga: Cerita Persahabatan 43 Tahun Sri Mulyani dan Retno Marsudi, dari SMA hingga Sukseskan G20

"Perusahaan-perusahaan (Prancis) akan dilindungi seperti halnya perusahaan Jerman," kata Menteri Keuangan Bruno Le Maire. 

"Kami juga akan memastikan bahwa aturan persaingan UE berlaku untuk semua perusahaan, baik Italia, Spanyol, Prancis atau Jerman," katanya. 

 

Paket bantuan senilai 8,4 miliar euro (sekitar Rp136,3 triliun) yang diluncurkan Prancis merupakan biaya untuk membayar tagihan energi perusahaan pada 2022 dan 2023. Prancis sudah mengalokasikan 45 miliar euro (sekitar Rp729,8 triliun) untuk membantu rumah tangga.

Pada awal tahun ini, Jerman menetapkan anggaran sebesar 200 miliar euro (sekitar Rp3,24 kuadriliun) untuk melindungi perusahaan dan rumah tangga dari harga energi yang tinggi. Tindakan itu menuai kritik dari negara-negara UE lainnya karena mengkhawatirkan distorsi di tingkat UE.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU