> >

Tol Semarang-Demak Bakal Beroperasi Akhir Tahun untuk Urai Kemacetan, tapi Ada Mudaratnya

Ekonomi dan bisnis | 1 November 2022, 11:09 WIB
alan Tol Semarang-Demak Seksi 2 dipersiapkan untuk beroperasi akhir tahun 2022. (Sumber: BPJT)

SEMARANG, KOMPAS.TV – Tol Semarang-Demak Seksi 2 diproyeksikan setidaknya bisa beroperasi pada akhir tahun 2022 yang bertepatan dengan momentum libur Natal dan tahun baru (Nataru).

Menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit pada Jumat (21/10/2022) lalu, Jalan Tol Semarang Demak ini menjadi kunci penting dalam mengurai kemacetan parah yang sering terjadi di Jalan Nasional Panturan dari Semarang menuju Demak.

"Selain itu juga Jalan Tol Semarang Demak ini memberikan akses yang mudah menuju Kota Demak, dan tentunya dapat meningkatkan interaksi ekonomi, meningkatkan pariwisata hingga mendukung kelancaran arus logistik dari Barat ke Timur, dari Jawa Timur ke Jawa Tengah hingga ke DKI Jakarta," ujar Danang.

Namun, Jalan Tol Semarang-Demak ini dipandang mempunyai dampak negatif juga. Pasalnya, jalan tol tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk tanggul.

Menurut Pakar lingkungan dan tata kota Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Mila Karmila, keberadaan tanggul tol Semarang-Demak itu hanya akan memindahkan masalah rob di satu tempat ke tempat yang lain.

"Bagi sektor ekonomi mungkin ini bermanfaat tapi untuk lingkungan dan warga sekitar ada dampak negatifnya juga," ungkapnya, Senin (31/10/2022), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: BPJT Ungkap Wacana Kenaikan Tarif Tol di Sejumlah Ruas Tahun Ini

"Ini seperti memindahkan rob ke lokasi lain saja," imbuhnya.  

Mila pun meminta pemerintah agar tak hanya tanggul yang dijadikan proyek untuk mengurai permasalahan rob yang ada di Kabupaten Demak dan Kota Semarang.

"Seharusnya pemerintah juga aktif melakukan penanaman mangrove juga. Justru itu yang penting," tuturnya.

Bisa jebol

Mila menuturkan, tanggul mempunyai umur yang sewaktu-waktu bisa rusak atau jebol. Dengan adanya mangrove jika tanggul yang dibuat pemerintah jebol bisa mengantisipasi air laut yang masuk ke permukiman warga.

"Seharusnya setelah tanggul itu mangrove. Jadi kalau misal tanggul jebol nanti mangrove itu yang bisa menghalau abrasi," ujarnya.

Disebutkan, ada daerah-daerah lain yang terancam akan terjadi abrasi setelah tol tersebut dioperasikan.

"Ini kan tanggul tol hanya sebatas Demak dan Semarang saja. Itu pun tak semua daerah juga. Jadi abrasi nanti diprediksi bakal pindah ke Kabupaten Kendal dan daerah lain," paparnya.

Sampai saat ini saja, sudah ada lima desa yang hilang di Kabupaten Demak. Menurutnya, daerah-daerah lain juga bakal ikut terancam.

 "Rob di Kabupaten Demak sekarang semakin luas. Tak hanya Kecamatan Sayung saja. Mungkin sebagian daerah Sayung nanti akan ada tanggul dan bergeser ke daerah lain yang terkena rob," terang Mila.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU