> >

BI: inflasi Daerah Masih Bisa Dikendalikan Asalkan Penuhi Syarat Harga Pangan Stabil

Ekonomi dan bisnis | 9 September 2022, 10:45 WIB
Ilustrasi - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan memicu inflasi yang tajam di daeraha-daerah. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

TULUNGAGUNG, KOMPAS.TV – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan memicu inflasi yang tajam di daerah-daerah. Hal itu terjadi seiring membengkaknya biaya angkutan barang dan produksi di hulu hingga hilir.

Namun, Bank Indonesia menyampaikan bahwa inflasi tersebut masih bisa dikendalikan asalkan gejolak harga pangan bisa diredam atau dijaga.

"Kenaikan barang ini merupakan 'multipalyer effect' dari kenaikan biaya angkutan kendaraan bermotor," kata Deputi Kepala Bank Indonesia Cabang Kediri Wihujeng Ayu Rengganis saat rapat koordinasi pengendalian inflasi bersama Forkopimda Kabupaten Tulungagung di pendopo Kongas Arum Kusumaningbongso, Tulungagung, Kamis (8/9/2022), dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, tarif kendaraan bermotor atau angkutan barang sudah naik pascakenaikan BBM dalam sepekan terakhir. Dengan demikian inflasi dipastikan juga naik karena dari BBM sudah tinggi.

Tapi tentu semua berharap tidak terlalu tinggi dengan berbagai program dari pemerintah.

Baca Juga: Sri Mulyani: Daerah-daerah yang Bisa Turunkan Angka Inflasinya Bakal Dapat Dana Insentif

Untuk Kediri dan sekitarnya misalnya, disebutkan Ayu, sampai akhir tahun inflasinya diperkirakan antara 6-8 persen. Angka ini diambil dari data historis perkembangan inflasi di wilayah Kediri dan sekitarnya, termasuk Tulungagung.

"Semoga tetap aman. Itu dengan asumsi gejolak pangan terjaga (stabil)," ujarnya.

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo memastikan, kenaikan harga BBM yang pasti memicu inflasi segera antisipasi dengan melakukan berbagai program pengendalian.

"Percepatan khususnya di bidang pangan harus distabilkan," katanya.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU