> >

BPS Sebut Inflasi 67 dari 90 Kota Lewati Batas, Penyebabnya Cabai Merah hingga Rokok Kretek

Ekonomi dan bisnis | 30 Agustus 2022, 10:29 WIB
Pedagang sayur menyortir cabai merah di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Banten, Jumat (1/7/2022). Cabai merah menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar di Indonesia. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

Kemudian Sulawesi, ada Baubau dengan tingkat inflasi 6,58 persen, Luwuk 5,70 persen dan Watampone 5,36 persen.

Baca Juga: Inflasi Nyata, Menperin Sebut Harga Makanan-Minuman Sudah Naik 15 Persen

Selanjutnya untuk wilayah Bali Nusra, Mataram jadi daerah dengan tingkat inflasi tertinggi mencapai 5,73 persen, Bima 5,59 persen dan Singaraja sebesar 5,31 persen.

Sementara di Papua, ada Jayapura yakni 4,89 persen, diikuti Merauke 4,26 persen dan Timika 4,20 persen.

"Setiap pemda mengendalikan lima komoditas, yakni cabai merah, bawang merah, rokok kretek, ikan tongkol dan angkutan udara. Artinya kalau kita mau ngerem inflasi setidaknya 5 komoditas yang selalu memberikan andil besar ini bisa dikendalikan oleh kita," tuturnya.

Mengutip laman resmi BPS, pada Juli 2022 terjadi inflasi sebesar 0,64 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,80. Seluruh kota mengalami inflasi.

Baca Juga: Kenaikan Tarif Ojol Ditunda 2 Kali, Ekonom Indef: Seharusnya Dibatalkan

Inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 2,27 persen dengan IHK sebesar 113,98 dan terendah terjadi di Pematang Siantar dan Tanjung masing-masing sebesar 0,04 persen dengan IHK masing-masing sebesar 112,53 dan 113,88.

Sementara tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juli) 2022 sebesar 3,85 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 4,94 persen.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU