> >

Presiden KSPI Said Iqbal: Kenaikan Harga BBM yang Tak Diimbangi Kenaikan Upah Bikin Daya Beli Anjlok

Bumn | 23 Agustus 2022, 14:30 WIB
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan kenaikan harga BBM akan memicu lonjakan inflasi.

"Kami menolak keras rencana kenaikan BBM dan energi lainnya termasuk gas, baik gas 3 kg maupun 12 kg. Ada beberapa alasan mengapa kami menolak," kata Said dalam konferensi pers virtual, Selasa (23/8/2022).

"Kenaikan harga BBM akan mengakibatkan inflasi yang tajam, dan harga Pertalite yang katanya dipatok Rp10.000 akan membuat inflasi tembus di angka 6,5 persen. Sekarang inflasi sudah 4,9 persen," lanjutnya.

Ia mengatakan lonjakan inflasi bisa berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat. Apalagi, imbuhnya, sudah tiga tahun berturut-turut upah minimum buruh pabrik tidak naik.

Baca Juga: PKS: Menteri Jangan Bikin Gaduh Soal Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

Kenaikan harga BBM juga dinilai akan berdampak pada pengusaha yang kemudian dapat berpotensi menimbulkan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Menurut Said, pandemi membuat daya beli buruh turun hingga 30 persen. Jika BBM naik, kata dia, daya beli bisa anjlok hingga 50 persen.

"Kenaikan harga BBM yang tidak diimbangi dengan kenaikan upah, sampai 5 tahun mendatang karena omnibus law, itu akan membuat daya beli terpuruk anjlok 50 persen lebih. Kami pro subsidi dan jaminan sosial," katanya.

Ia juga mengkritisi pernyataan pemerintah membandingkan harga BBM Indonesia dan negara-negara lain, tanpa melihat pendapatan per kapita.

Baca Juga: Jokowi soal Rencana Kenaikan Harga Pertalite: Diputuskan Secara Hati-hati, Dikalkukasikan Dampaknya

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV


TERBARU