> >

Menteri Bahlil Minta Tambah Anggaran Jadi Rp1,8 Triliun Buat Kejar Investasi Rp1.400 T di 2023

Ekonomi dan bisnis | 10 Juni 2022, 14:59 WIB
Ketua Satgas Percepatan Investasi sekaligus Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Sumber: Instagram @bahlillahadalia)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta tambahan anggaran untuk instansi yang dipimpinnya. Yaitu dari Rp646,01 miliar menjadi Rp1,8 triliun pada 2023. Sehingga total anggaran tambahan yang diminta Bahlil adalah sebesar Rp1,2 triliun.

Bahlil mengatakan, tambahan anggaran itu diperlukan karena pihaknya harus mengejar target investasi yang besar, yaitu Rp1.400 triliun. Ia menyebut anggaran yang didapat pada 2023 itu tidak seimbang dengan target yang harus dikejar.

"Maka, kami mengajukan tambahan sebesar Rp1,24 triliun, sehingga totalnya menjadi Rp1,88 triliun," kata Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (10/6/2022).

"Maka, target investasi kita dinaikkan menjadi Rp1.250 triliun-Rp1.400 triliun pada 2023. Ini yang membuat kami pusing juga, beban kami disuruh naik, tapi biaya kami dipangkas turun 50 persen. Jadi biaya kami ini, saya tidak tahu lagi teori mana yang dipakai," tambahnya.

Baca Juga: Korban Investasi Madu Klanceng Demo, Korban Alami Kerugian Hingga 500 Miliar

Ia menyampaikan, anggaran yang didapat kementerian nya tahun ini, lebih tinggi dari 2023. Padahal target investasinya tidak sebesar 2023.

Bahlil menjelaskan, total anggaran Kementerian Investasi/BKPM pada 2022 sebesar Rp1,30 triliun, dengan rincian anggaran program dukungan manajemen Rp328,2 miliar dan anggaran program penanaman modal Rp976,3 miliar.

Sedangkan target realisasi investasi pada 2022 adalah Rp968,4 triliun, namun Presiden Joko Widodo meminta target naik sebesar Rp1.200 triliun.

"Waktu itu uang yang kami dikasih, diketok waktu itu, pertama adalah Rp715 miliar, tapi kemudian kami komunikasi dengan Kementerian Keuangan dan disetujui Komisi VI, kami minta tambah sekitar Rp600 miliar. Alhamdulillah pagu kami pada 2022 ditambah Rp600 miliar (usulan) menjadi Rp1,3 trilun. Itu untuk cover (target) Rp1.200 triliun," terangnya.

Baca Juga: Bahlil Lahadalia Bantah Investasi di Indonesia Dikuasai Satu Negara

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber :


TERBARU