> >

Rusia Invasi ke Ukraina, Harga Bitcoin dan Kripto Lainnya Langsung Anjlok

Ekonomi dan bisnis | 24 Februari 2022, 18:17 WIB
Ilustrasi harga Bitcoin langsung anjlok setelah Rusia memutuskan untuk melakukan invasi ke Ukraina. (Sumber: Shutterstock/Novikov Aleksey)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pasar cryptocurrency langsung merah usai Rusia memutuskan invasi ke Ukraina yang ditandai dengan anjloknya harga Bitcoin dan beberapa mata uang kripto lainnya. 

Menurut pengamatan Kompas TV dari Coinmarketcap.com pukul 17.00 WIB, harga Bitcoin terkoreksi 8,96 persen ke angka 35.408 dolar AS. 

Sementara itu, Ethereum, koin dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah Bitcoin bahkan anjlok lebih dalam. 

Harga Ethereum turun 12,54 persen menjadi 2.347 dolar AS. Sedangkan harga Binance juga minus 11,80 persen dan diperdagangkan di angka 336 dolar AS. 

Anjloknya pasar cryptocurrency tersebut diketahui terjadi dalam sepekan terakhir di mana Bitcoin jatuh hampir 20%, sementara Ethereum merosot 22% lantaran meningkatnya ketegangan antara Ukraina dengan Rusia. 

Hal ini melemahkan teori bahwa harga cryptocurrency dapat menahan peristiwa geopolitik yang mengguncang pasar keuangan tradisional.

“Narasi safe haven Bitcoin hampir sepenuhnya berantakan karena meningkatnya kemungkinan konflik militer dan hubungan AS-Rusia yang memburuk menempatkan pasar keuangan yang lebih luas dalam mode penghindaran risiko,” kata Yuya Hasegawa, analis pasar kripto Bitbank dikutip dari Fortune, Kamis (24/2/2022). 

Baca Juga: Harga Bitcoin Diprediksi Tembus Rp1 Miliar di 2022

Sebagaimana diketahui, Rusia merupakan salah satu negara yang akan mengizinkan transaksi dengan kripto dan akan memberikan regulasi yang jelas terhadap aset digital tersebut. 

Vitalik Buterin Kecam Vladimir Putin

Salah satu pendiri blockchain Ethereum, Vitalik Buterin, mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin melalui Twitter-nya setelah Rusia mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina, yang secara efektif menyatakan perang terhadap negara Eropa Timur itu.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : Fortune.com


TERBARU