> >

Gapki Prediksi Harga CPO Masih Akan Naik Hingga Maret 2022

Ekonomi dan bisnis | 19 Januari 2022, 10:28 WIB
Pekerja mengumpulkan kelapa sawit di Desa Mulieng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh. Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi harga minyak sawit mentah (CPO) masih akan tinggi hingga Maret 2022 (19/1/2022). (Sumber: Antara)

MEDAN, KOMPAS.TV- Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediks, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) masih akan naik hingga Maret 2022. Penyebab utamanya adalah tingginya permintaan CPO di pasar internasional.

"Harga CPO tanggal 18 Januari misalnya sudah Rp14.805 per kg dan tercatat sebagai harga paling tinggi hingga pertengahan Januari 2022," ujar Sekretaris Eksekutif Gapki Sumatera Utara Darma Sucipto, dikutip Antara (19/1/2022).

Darma menyampaikan, harga rata-rata CPO pada 2021 sebesar Rp11.753 per kg dengan paling tinggi terjadi pada 3 November mencapai Rp14.893 per kg. Menurutnya, harga CPO naik didorong permintaan yang terus meningkat baik dari dalam dan luar negeri.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik ke Level Tertinggi Sejak 2014

Permintaan dalam negeri, lanjutnya, meningkat akibat adanya program biodiesel B30 yang terus berkembang. Sementara permintaan yang meningkat dari luar negeri juga didorong berkembangnya industri hilir di berbagai negara.

"Harga CPO semakin menguat dampak faktor adanya kekhawatiran pasokan CPO dari negara produsen khususnya Indonesia yang semakin terbatas. Akibat khawatir itu, importir membeli lebih banyak CPO sehingga mendorong kenaikan harga," tutur Darma. 

"Laju permintaan konsumen yang lebih cepat dari pasokan mendorong kenaikan harga," tambahnya. 

Baca Juga: Emak-Emak Happy, Harga Minyak Goreng Semua Merek Beneran Rp14.000/Liter

Permintaan dari pasar luar negeri diprediksi semakin meningkat dengan adanya rencana India menurunkan bea masuk CPO dan adanya rencana Indonesia menerapkan B40.

Darma Sucipto menyebutkan kenaikan harga CPO yang terjadi sejak tahun 2020 hingga awal 2022 menjadi sejarah perdagangan komoditas itu. Biasanya, kata dia, lonjakan harga berlangsung paling lama 3- 6 bulan.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Antara


TERBARU