> >

Penelitian: Bansos Dihentikan, Penduduk Miskin Bertambah 29 Juta Orang di 2022

Ekonomi dan bisnis | 9 Desember 2021, 09:57 WIB
Warga menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp300.00 yang diberikan sekaligus 2 bulan. BLT adalah salah satu program perlindungan sosial yang dihentikan pemerintah sehingga berpotensi menambah jumlah rakyat miskin di 2022. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

“Pemulihan pasca pandemi akan ideal ketika semua sektor tumbuh dengan kecepatan yang sama, sehingga manfaat pertumbuhan akan dirasakan secara merata,” ucap Askar.

Ia menambahkan, selama 2014-2020 pertumbuhan pengeluaran per kapita antar kelas ekonomi terlihat merata, menandakan manfaat pertumbuhan yang dinikmati semua.

“Namun, pola tersebut berubah drastis pada masa pandemi, Maret-September 2020, di mana beban kejatuhan ekonomi tidak ditanggung merata, lebih banyak ditanggung oleh kelas menengah,” jelasnya.

Baca Juga: Ini 6 BUMN Dengan Utang Gede, Ada yang Lebih Dari Rp600 T!

“Pemulihan ekonomi pasca pandemi secara ironis memiliki tendensi menciptakan kesenjangan yang semakin lebar yaitu si kaya semakin kaya, si miskin semakin miskin,” sambungnya.

Hal itu bisa terjadi, karena pemulihan didominasi sektor tertentu yang hanya menguntungkan kelas atas. Askar menyebut pola pemulihan seperti itu dikenal dengan istilah K-shape.

“Dengan K-shape recovery, kami memproyeksikan pertumbuhan pengeluaran per kapita ke depan akan lebih didominasi kelas menengah-atas, sedangkan kelas menengah-bawah hanya akan tumbuh moderat-rendah,” tutur Askar.

Askar menambahkan, implikasi dari semua itu adalah penanggulangan kemiskinan pasca pandemi akan berjalan lebih lambat. Menurutnya, pemulihan K-shape berpotensi melemahkan pertumbuhan ekonomi di masa depan seiring meningkatnya kesenjangan.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Uang Dinas PNS Daerah Lebih Gede dari Pusat

Secara umum, kelas atas memiliki rasio tabungan terhadap pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kelas bawah. “Ketika pendapatan kelas atas meningkat, rasio tabungan mereka ikut melonjak. Seiring kenaikan pendapatan, rasio konsumsi kelas atas justru menurun. Di sisi lain, kelas menengah-bawah semakin tergerus rasio tabungannya untuk bertahan hidup,” tuturnya.

Sejak pandemi, terlihat pola yang konsisten, rasio tabungan kelas atas meningkat tajam dan rasio tabungan kelas bawah semakin terpuruk. Pangsa simpanan masyarakat di perbankan dengan tier nominal lebih dari Rp 5 miliar meningkat dari 46,2 persen pada Desember 2019 menjadi 50,7 persen pada September 2021.

Pada saat yang sama, pangsa simpanan dengan tier nominal kurang dari Rp 100 juta menurun dari 14,5 persen menjadi 13,0 persen.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber :


TERBARU