> >

Buka Rapimnas, Jokowi Minta Kadin Berperan dalam Presidensi G20

Ekonomi dan bisnis | 4 Desember 2021, 08:10 WIB
Buka Rapimnas, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kadin berperan dalam presidensi G20.   (Sumber: Sekretariat Presiden)

BADUNG, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta dukungan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mendetailkan kebijakan-kebijakan pemerintah. 

Utamanya, kata Jokowi, yang akan menjadi fokus Indonesia pada presidensi G20 yang telah dimulai sejak 1 Desember 2021 kemarin. 

Adapun masukan-masukan dari pelaku usaha ini dibutuhkan guna kebijakan dan implementasinya bisa selaras.

Pernyataan ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Tahun 2021 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Jumat (3/12/2021). 

Kepala Negara ini menyebut terdapat tiga fokus Indonesia dalam presidensi G20 ini. 

“Satu, urusan arsitektur kesehatan global, yang kedua mengenai transisi energi menuju energi yang hijau dan berkelanjutan, kemudian yang ketiga mengenai digitalisasi,” kata Jokowi.

Dia kemudian berujar, bandul ekonomi dunia mulai bergerak ke arah ekonomi hijau, termasuk sektor energi.

Baca Juga: Resmi Luncurkan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali, Jokowi: Kekuatan Indonesia Ada di Sini

Sebab itu, lanjut dia, Indonesia harus segera menyesuaikan agar ketika dunia hanya menerima produk-produk yang dihasilkan energi terbarukan, Indonesia sudah siap.

“Kalau misalnya nanti suatu titik entah dua tahun lagi, entah tiga tahun lagi, atau lima tahun lagi, Eropa misalnya hanya menerima produk-produk hijau yang dihasilkan dari renewable energy dan kita belum siap, bagaimana kita mau mengekspor barang-barang kita?" jelasnya. 

Dia kemudian mengatakan, begitu Eropa memulai, negara lain pasti juga akan memulai. Sehingga Indonesia harus cepat mengambil langkah.

"Oleh sebab itu, secepatnya kita harus mulai menggeser arah ekonomi kita sesuai dengan yang tadi akan kita bicarakan di G20," tegasnya. 

Sementara itu, dalam transisi energi Indonesia juga memiliki kekuatan berupa sumber daya alam yang melimpah yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi hijau. Misalnya potensi hidro dari 4.400 sungai yang dimiliki negara Indonesia.

Dia kemudian menconthkan, Sungai Mamberamo di Papua yang memiliki potensi menghasilkan listrik 24 ribu megawatt dan Sungai Kayan di Kalimantan Utara yang bisa menghasilkan antara 11 sampai 13 ribu megawatt.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Polisi Harus Lindungi Masyarakat yang Lemah

“Baru dua sungai, kita memiliki, sekali lagi, 4.400 sungai. Geotermal belum diapa-apakan. Kekuatan kita 29 ribu yang baru sekarang ini baru terpakai kira-kira 2 ribuan, 10 persen belum ada," ungkapnya.

"Inilah saya kira kesempatan-kesempatan yang kita miliki sehingga dalam rangka kompetisi bersaing dengan negara-negara lain kita memiliki kekuatan-kekuatan itu yang lama tidak kita sadari,” lanjut Jokowi. 

Sebab itu, Jokowi meminta Kadin dalam Rapimnasnya mendetailkan lagi terutama yang berkaitan dengan reformasi ekonomi, reformasi struktural, dan pendampingan UMKM, serta transformasi ekonomi.

Dia menginginkan agar kebutuhan dan keinginan pelaku ekonomi di lapangan bisa sejalan dengan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah.

“Tadi saya sampaikan juga mendetailkan lagi transformasi ekonomi kita menuju tadi green economy, green energy, green tourism, blue economy detailnya seperti apa menurut para pelaku. Yang dibutuhkan apa menurut pelaku dan keinginan-keinginannya seperti apa sehingga akan ketemu nanti," ujar Jokowi.

"Ini ada kebijakan, ini ada implementasi pelaksanaan. Kalau dipertemukan akan menjadi sebuah kekuatan yang besar,” sambung penjelasannya. 

Baca Juga: Serius Tangani Perubahan Iklim, Jokowi akan Pamer Hutan Mangrove kepada Para Pemimpin Delegasi G20

 

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU