> >

Resmi, Pertamina Hari Ini Ambil Alih 103 Sumur Minyak Chevron di Blok Rokan

Bumn | 9 Agustus 2021, 19:25 WIB
Ilustrasi Blok Rokan, sumber minyak terbesar kedua Indonesia setelah Blok Cepu. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

ROKAN, KOMPAS.TV - PT Pertamina (Persero) resmi mengelola secara penuh blok minyak terbesar kedua di Indonesia, Blok Rokan Riau pada Senin (9/8/2021). Unit usaha Pertamina, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan mengambil alih 103 sumur minyak dari Chevron.

Pengelola Blok Rokan sebelumnya adalah PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). PT CPI sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok Rokan telah mengelola 103 sumur hingga kontrak berakhir Minggu kemarin, 8 Agustus 2021.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, 103 sumur minyak itu kini menjadi modal awal Pertamina untuk menjaga level produksi agar tetap stabil.

"PT CPI telah menyelesaikan 103 sumur dan beberapa sumur memberikan performa yang lebih besar dari yang diperkirakan. Kami harapkan ini menjadi modal awal Pertamina mengembangkan WK Rokan,” ujar Dwi pada Senin (9/8/2021) dini hari.

Baca Juga: SKK Migas Harapkan PT Pertamina Hulu Rokan Tetap Libatkan Partisipasi Pengusaha Lokal

Dwi berharap Pertamina telah menyiapkan tim untuk melakukan proses pengambilalihan manajemen Blok Rokan agar bisa segera tancap gas.

"Kami harapkan tim Pertamina juga sudah melakukan proses change management dan siap bekerja, memahami dan beradaptasi dengan sistem Pertamina,” kata Dwi.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyambut baik kesempatan ini dan berharap Pertamina dapat mengelola Blok Rokan dengan baik, mengingat potensinya.

“Sejak pertama kali diproduksikan pada tahun 1951 hingga tahun 2021, WK Rokan merupakan salah satu wilayah kerja strategis yang telah menghasilkan 11,69 miliar barel minyak,” ujar Menteri Arifin dalam keterangan tertulis, Senin.

Pada akhir Juli 2021, rata-rata produksi Wilayah Kerja (WK) Rokan sekitar 160,5 ribu barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional. 

Selain itu, WK Rokan juga menghasilkan gas bumi sebanyak 41 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

“Ini harus menjadi komitmen Pertamina, mengingat WK Rokan merupakan salah satu WK terbesar di Indonesia yang bernilai strategis dalam memenuhi target produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030 mendatang,” kata Arifin.

Sebelumnya, Chevron yang pertama kali masuk Indonesia pada 1924 menemukan sumber minyak raksasa di Riau.

Baca Juga: Chevron Resmi Tinggalkan Lapangan Minyak Bumi Blok Rokan Riau, Ada Apa?

Mereka menemukan sumber minyak di Lapangan Duri pada 1941 dan Lapangan Minas pada 1944. Dua sumber minyak itu cikal bakal Blok Rokan.

Chevron yang saat itu bernama Caltex mulai memproduksi minyak dari Blok Rokan pada 1951. 

Produksi minyak di Blok Rokan terus menanjak hingga mencapai puncaknya pada 1973 dengan tingkat produksi 1 juta barel per hari (bph).

Menurut Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Blok Rokan pernah menyumbang 83% dari total produksi minyak nasional.

Sebab itu, SKK Migas mengawal alih kelola Blok Rokan lewat Head of Agreement (HoA) untuk meminta jaminan investasi PT CPI pada 29 September 2020 hingga 8 Agustus 2021.

Selama masa akhir kontraknya, PT CPI melakukan pengeboran 103 sumur.  Pengeboran sumur ini akan dilanjutkan oleh Pertamina.

"Untuk mempertahankan produksi pasca alih kelola, dengan melakukan pengeboran yang sudah ditetapkan, Agustus-Desember melakukan 161 sumur pengeboran, dan di tahun 2022 ada tambahan 500 sumur," beber Dwi.

Baca Juga: Dorong Peningkatan Investasi, Kementerian Investasi dan Kemenkeu Tandatangani MoU Sistem OSS

 

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU