> >

Konstruksi PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara Dimulai, Bauran EBT Telah Capai 13 Persen

Ekonomi dan bisnis | 4 Agustus 2021, 11:38 WIB
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini dalam deklarasi penyelesaian pembiayaan (financial close) proyek PLTS Terapung Cirata, Jawa Barat, secara daring, Selasa (3/8/2021) (Sumber: KOMPAS TV/istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata telah mencapai kesepakatan close pada 2 Agustus 2021. Proyek ini merupakan upaya PT PLN (Persero) untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT).

Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menyebutkan bauran pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) telah mencapai 13 persen atau setara 7,9 gigawatt (GW) dari total kapasitas pembangkit sebesar 63 GW per Juni 2021.

"Transformasi PLN ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian target bauran energi baru terbarukan nasional sebesar 23 persen pada 2025. Ke depannya, diharapkan juga akan mendorong proyek-proyek terobosan di bidang EBT dengan harga yang kompetitif,” katanya dalam deklarasi penyelesaian pembiayaan (financial close) proyek PLTS Terapung Cirata, Jawa Barat, secara daring, Selasa (3/8/2021).

Zulkifli mengungkapkan, PLN akan terus berupaya memenuhi target bauran tersebut melalui pengembangan beberapa jenis pembangkit energi bersih, di antaranya pembangkit hidro, panas bumi, dan bioenergi.

PLTS terapung berkapasitas 145 MW di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat tersebut, menjadi salah satu proyek pengembangan EBT yang digarap PLN bekerja sama dengan perusahaan energi bersih asal Abu Dhabi.

Baca Juga: Pemprov Jateng Minta Pelaku Usaha dan Industri Gunakan PLTS

PLTS terapung ini akan memasuki tahap konstruksi selama 18 bulan dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada November 2022.

Kemudian, akan dijalankan oleh PMSE (Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi) yang merupakan Project Company hasil bentukan dari konsorsium cucu usaha PLN, yaitu PJBI dengan porsi saham 51 persen dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar dengan porsi saham 49 persen.

Proyek yang diperkirakan menelan biaya 145 juta dolar AS tersebut akan menghasilkan energi 245 juta kWh per tahunnya. Pembangkit yang menempati area seluas kurang lebih 200 hektare di Waduk Cirata ini akan memasok listrik untuk 50.000 rumah serta menyerap tenaga kerja hingga 800 orang.

Adapun, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury mengatakan, sebagai proyek strategis nasional, PLTS Terapung Cirata diharapkan dapat menjadi percontohan untuk pengembangan pembangkit EBT di daerah lain.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU