Ekonom: Indeks Harga Konsumen Tertekan, Pemulihan Ekonomi Tertahan
Ekonomi dan bisnis | 4 Agustus 2021, 09:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, memprediksi pada triwulan III-2021 pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2021.
CORE memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2021 berada pada level 4,5-5,5 persen secara tahunan. Sementara, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2021 dan triwulan IV-2021 akan berada di kisaran 3-4,5 persen.
"Indikasi tertekannya daya beli masyarakat akibat PPKM, telah tercermin dalam indeks harga konsumen sepanjang Juni 2021 yang memang cukup tertekan," ujarnya, seperti dikutip dari Kompas.id (4/8/2021).
Proyeksi itu serupa dengan kajian Kementerian Keuangan dimana telah menyiapkan skenario jika memang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) terus berlanjut.
Ada dua skenario pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2021, yakni skenario moderat di angka 5,4 persen dan skenario berat di angka 4 persen secara tahunan.
Berdasarkan kajian Kementerian Keuangan, opsi PPKM darurat bisa dijalankan oleh pemerintah selama 4-6 pekan terhitung sejak bulan lalu atau awal triwulan III-2021.
Dengan durasi PPKM selama enam pekan, tingkat konsumsi masyarakat dipastikan melambat sehingga pemulihan ekonomi tertahan dan laju pertumbuhan tak cukup akseleratif. Hal ini mengingat risiko peningkatan kasus Covid-19 masih tinggi, khususnya varian baru Delta.
Baca Juga: PPKM Level 4 Dilanjutkan Sampai 9 Agustus 2021, Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksi Menurun
Efek rendahnya pengendalian Covid-19
Terkait pertumbuhan ekonomi, pemerintah memproyeksikan angkanya berada pada kisaran 3,7-4,5 persen. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) lebih realistis dengan mematok target pertumbuhan lebih rendah, yakni di angka 3,5-4,3 persen.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Kompas.id