> >

Dinilai Biaya Tes Covid-19 di Indonesia Terlalu Mahal, Apindo: Akibatnya Akses Testing Sangat Rendah

Ekonomi dan bisnis | 2 Agustus 2021, 14:54 WIB
Warga menjalani swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Sabtu (3/10/2020). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

BANDUNG, KOMPAS.TV - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apinda) Jawa Barat mengeluhkan mahalnya harga tes Covid-19, seperti tes usap PCR untuk melacak warga yang terpapar Covid-19 di Indonesia.

Ketua Apindo Jawa Barat Ning Wahyu Astutik menyebut bahwa 3T atau Testing, Tracing dan Treatment sebenarnya bisa menjadi salah satu kunci yang sangat penting untuk dilakukan, tetapi akses untuk melakukan testing ini masih sangat rendah. Menurutnya, hal itu disebabkan biaya testing yang sangat mahal.

Pihaknya membandingkan harga tes usap PCR di India yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan di Indonesia. Harga pengetesan swab PCR di India jika dirupiahkan hanya mencapai Rp 130 ribu, sedangkan di Indonesia bisa mencapai Rp 750 ribu.

"Kalau tes swab PCR saja murah maka, bagaimana dengan tes Antigen. Pasti lebih murah," katanya, Senin (2/8/2021), dikutip dari Antara.

Baca Juga: Apindo: Vaksin Berbayar Jangan Sampai Ganggu Kuota Vaksinasi Gotong Royong

Lebih lanjut, Ning mengatakan upaya 3T bisa membuat penurunan penyebaran Virus Corona. Sehingga, hal tersebut menjadi kunci yang amat penting harus dilakukan pemerintah dan didukung berbagai pihak.

Apabila harga tes Covid-19 lebih murah dan hasilnya bagus, masyarakat mendapat kemudahan sehingga akan lebih banyak yang melakukan tes secara mandiri.

"Saat jumlah peserta testing naik, otomatis pelacakan lebih mudah. Jadi yang terpapar ini bisa terdeteksi lebih awal, dan bisa memiliki kemungkinan lebih besar untuk disembuhkan," tuturnya.

Selain itu, ia menambahkan, vaksinasi Covid-19 juga harus dipercepat kepada seluruh masyarakat, khususnya akses kepada para pekerja harus lebih masif agar sektor perekonomian bisa bertahan di tengah himpitan dampak pandemi Covid-19.

"Dan kami mohon akses untuk karyawan atau para pekerja untuk mendapatkan vaksinasi ini bisa lebih dipermudah lagi oleh pemerintah," kata Ning.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Antara

Tag

TERBARU