> >

Fantastis, Pendapatan Negara dari Industri Game Mencapai 80 Miliar Dollar

Ekonomi dan bisnis | 22 Juli 2021, 06:02 WIB
Ilustrasi bermain game online melalui smartphone. Industri game di Indonesia memiliki pasar yang besar dan berpotensi terus tumbuh. (Sumber: shutterstock via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia mengungkapkan, industri game dalam negeri menyumbang pendapatan negara hingga 80 milliar Dollar AS. Masih ada potensi dari industri game yang belum termanfaatkan.

Hal ini diungkapkan Koordinator Business Matchmaking, Direktorat Ekonomi Digital Kominfo Luat Sihombing.

Menurut Luat, pasar game di Indonesia besar. Namun, pelaku industri game asal Indonesia masih sedikit.

Baca Juga: Keren! Ini Cerita Ravalda Jadi Game Analyst Wanita Pertama

“Kita dari sisi pengguna, sudah mendekati tingkat menengah. Kita dari sisi produsen masih kecil,” ujar Luat pada Rabu (21/7/2021).

Luat menyebut, potensi industri game di Indonesia pun masih besar dan terus bertumbuh.

“Posisinya kita masih growing. Kalau growing terus, artinya potensinya masih besar. Kalau di Asia Pasifik, pertumbuhan industri game kita itu termasuk yang paling tinggi,” beber Luat.

Ia mengatakan, banyak perusahaan game luar negeri berupaya keras masuk ke pasar Indonesia dan berhasil meraup banyak pengguna.

“Nilainya dari sisi pendapatan, sangat besar. Di Indonesia itu pertumbuhan pendapatan industri game pasti di atas 15 persen setiap tahun,” beber Luat.

“Secara pendapatan industrinya juga cukup besar. Dia lebih dari 80 miliar Dollar AS. Jadi, gede, gede banget,” imbuhnya.

Sementara, data Statista mencatat pasar game di Indonesia memiliki nilai setara 1,68 miliar Dollar AS pada 2020 saja.  Angka itu jauh melampaui pasar game di Malaysia, Thailand, hingga Singapura.

Sebab itu, kata Luat, game tak cuma bisa dilihat sebagai sarana hiburan dan buang-buang waktu.

Baca Juga: Manfaat Teknologi Virtual Reality, dari Main Game hingga Bantu Tenaga Medis

“Cerita di balik game itu ternyata ada tenaga kerja, artinya berhubungan ekonomi. Artinya orang bisa berpenghidupan. Itu nilainya besar sekali,” kata Luat.

Meski begitu, warga Indonesia masih kalah saing dari produsen luar negeri. Luat mengatakan, perlu ada dukungan pada pembuat game asal Indonesia.

“Jadi, kalau orang lokalnya atau produsen lokal bisa didorong, itu dampaknya bisa semakin besar lagi buat kita,” ujarnya.

Luat menyatakan, pemerintah sudah berusaha membantu agar para pembuat game asal Indonesia bisa bersaing.

Salah satunya, pemerintah telah membangun infrastruktur berupa Palapa Ring atau pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36 ribu kilometer.

Kominfo, kata Luat, juga berusaha menggiatkan literasi internet agar meningkatkan pemahaman industri game dan penggunaan media sosial secara optimal.

Ketiga, pemerintah juga memburu banyak bakat agar dapat menjadi pengembang game masa depan.

“Kami persiapkan inkubasinya mulai dari pendidikan teknisnya dengan menyiapkan beasiswa ke luar negeri bahkan untuk belajar dan diharapkan kembali ke Indonesia sudah siap menerapkannya,” urai Luat.

Baca Juga: Emosi Kalah Main Game Online, Ayah Tega Aniaya Putrinya yang Masih Balita

Pihaknya juga bekerja sama dengan berbagai perusahaan agar tercipta iklim kompetisi yang baik di antara pengembang game.

Harapannya, hal ini dapat memantik perkembangan industri game lokal yang maju. Apalagi, Luat mengatakan, banyak orang Indonesia berbakat dalam membuat game.

“Banyak sekali Indonesia memiliki para desainer game yang terbaik. Namun belum banyak yang bisa menampung. Akhirnya mereka semua memilih bekerja di luar negeri dalam mengembangkan kemampuannya,” ujar Luat.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU