60 Persen Produknya Disebut Tak Sehat, Ini Penjelasan Nestle Indonesia
Ekonomi dan bisnis | 8 Juni 2021, 12:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Surat kabar Inggris, Financial Times, memuat laporan yang menyebutkan 60 persen produk Nestle tidak sehat.
Dalam laporan yang berasal dari dokumen internal Nestle yang bocor itu, terdapat daftar produk Nestle tak sehat yang dinilai tak mencapai ambang batas standar produk sehat Australia Health Rating System.
Produk itu diantaranya 96 persen dari produk minuman Nestle, tak termasuk pure coffee. Kemudian, 99 persen dari produk permen dan es krim.
Sementara produk Nestle yang standarnya mencapai ambang batas Australia Health Rating System, mencakup 82 persen produk minuman dan 60 persen produk susu.
Direktur Corporate Affairs Nestle Indonesia, Debora R. Tjandrakusuma mengatakan, laporan tersebut tidak akurat. Lantaran dibuat berdasarkan analisis hanya 50 persen dari portofolio produk Nestle yang dijual di seluruh dunia.
Baca Juga: Nestle Indonesia Bangun Pabrik di Batang
“Analisis itu tidak mencakup produk -produk gizi bayi atau anak, gizi khusus, makanan hewan peliharaan, dan produk kopi. Sehingga angka dalam analisis tersebut tidak akurat,” kata Debora dalam keterangan resminya, Senin (07/06/2021).
"Secara global, kami telah meluncurkan lebih dari 4.000 produk-produk bergizi yang membantu memberikan pilihan yang baik kepada keluarga," imbuhnya.
Menurut Debora, dari total seluruh produk Nestle yang dijual secara global, hanya 30 persen yang tidak memenuhi standar kesehatan.
“Berdasarkan total penjualan global, kurang dari 30 persen tidak memenuhi standar kesehatan eksternal yang ketat yang didominasi produk-produk indulgent (memanjakan), seperti cokelat dan es krim, yang bisa dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sebagai bagian dari pola makan sehat, seimbang, dan menyenangkan,” jelas Debora.
Baca Juga: Negara G7 Pajaki Google Cs 15 Persen, Ditjen Pajak: Tarif Pajak Kita Lebih Tinggi
Khusus untuk Indonesia, Debora menjamin produk-produk Nestle yang dijual terjaga keamanan dan kualitasnya. Yaitu lewat penambahan bahan-bahan seperti serealia utuh, protein, serat dan mikronutrien, serta mengurangi gula, garam, lemak jenuh dan kalori.
“Di Indonesia kami memproduksi dan mendistribusikan produk-produk sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk persyaratan gizi, kualitas dan keamanan dari BPOM, serta peraturan Halal,” terangnya.
Ia mengklaim, Nestle sudah berupaya mengurangi kandungan gula dalam produknya sejak 2017.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV