> >

Rekaman Diskusi Internal Terkait Pensiun Dini Tersebar, Garuda Indonesia Beri Penjelasan

Ekonomi dan bisnis | 28 Mei 2021, 19:41 WIB
Pesawat Bombardier CRJ 1000 NextGen yang dioperasikan Garuda Indonesia untuk menerbangi sejumlah rute antar pulau di Indonesia. (Sumber: Tribun Jogja)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Terkait rekaman rapat internal Garuda Indonesia tentang pensiun dini yang beredar luas, melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pihak Garuda Indonesia (GIAA) menyampaikan klarifikasinya.

Manajemen GIAA mengatakan, rekaman audio yang tersebar merupakan rekaman diskusi internal yang diperuntukan bagi internal Perseroan dan tidak untuk disebarluaskan.

“Adapun segala informasi yang disebutkan dalam rekaman audio tersebut merupakan informasi yang diperuntukan bagi internal Perseroan dan tidak untuk disebarluaskan dengan tujuan memberikan gambaran awal kepada karyawan dalam pengambilan keputusan terkait program pensiun dini,” tulis pihak manajemen Garuda Indonesia pada keterbukaan informasi BEI, dikutip Jumat (28/5/2021).

Pihak manajemen mengatakan, rekaman tersebut dapat beredar luas disebabkan karena penggunaan media online pada komunikasi yang dilakukan secara virtual bersama karyawan.

“Namun demikian, perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan terjadinya penyebarluasan informasi internal di luar kontrol Perseroan,” tulis pihak manajemen GIAA.

Saat ini, pihak manajemen GIAA tengah melakukan penelusuran terkait rekaman internal yang beredar luas tersebut.

Baca Juga: Selamatkan Garuda Indonesia, Serikat Karyawan Tawarkan Opsi Lain

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan pihaknya akan mengurangi pegawai karena kondisi pandemi Covid-19, salah satunya melalui program pensiun dini yang dapat diikuti semua karyawan.

"Program pensiun dipercepat karena berapa pun usia Anda, Anda eligible untuk ikut. Program itu akan dibuka hari ini 19 Mei hingga 19 Juni mendatang," kata Irfan.

Selain itu, perusahaan juga akan mengurangi armada pesawat dari sekitar 140 menjadi 70 pesawat.

Penulis : Hasya Nindita Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU