> >

BPS Catat Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 8,75 Juta Orang Akibat Pandemi

Ekonomi dan bisnis | 5 Mei 2021, 14:46 WIB
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyampaikan nilai ekspor migas di Indonesia, Kamis (15/4/2021) (Sumber: Youtube BPS Statistics)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pandemi Covid-19 menyebabkan jumlah pengangguran di Indonesiaterus meningkat. Hingga Februari 2021, jumlah pengangguran mencapai 8,75 juta orang.

Angka itu naik dibanding bulan yang sama tahun lalu, yang sebanyak 6,93 juta orang.

"Kalau bulan Februari 2020 ke Februari 2021 ada penambahan 1,82 juta, tapi perlu diingat pada Februari tahun lalu Covid-19 belum ada. Tapi dibanding Agustus 2020, berarti jumlah pengangguran turun 1,02 juta," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (05/05/2021).

Baca Juga: Waduh, Tingkat Pengangguran Usia Muda Indonesia Tertinggi Se-ASEAN

Pandemi juga mempengaruhi usia angkatan kerja Indonesia. Dari 19,10 juta penduduk usia kerja, ada 1,62 juta pekerja yang menganggur akibat Covid-19. Kemudian 1,9 juta terdampak karena tidak bekerja sementara, dan 15,71 juta penduduk usia kerja masih bekerja, tetapi ada pengurangan jam kerja.

Namun, menurut Suhariyanto, angka-angka tersebut sudah membaik dibanding Agustus 2020. Lantaran saat ini sudah mulai banyak serapan tenaga kerja.

Tercatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada bulan Februari sebesar 6,26 persen, menurun dibanding Agustus 2020 sebesar 7,07 persen.

"Memang artinya ada perbaikan tapi belum ke posisi normal. Tapi pengangguran di Februari 2021 melandai, penurunan pengangguran terjadi di seluruh provinsi," ujarnya.

Baca Juga: Demi Bisa Masuk Penjara, Pria Pengangguran Ini Curi Beras dan Minuman Soda

Berdasarkan data BPS, penurunan pengangguran paling cepat terjadi di kota-kota besar. Seperti DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Di kota besar, lapangan kerja lebih banyak tersedia sehingga pengangguran turun 0,98 persen. Sementara penurunan pengangguran di desa hanya 0,6 persen.

"Di Bali penurunan TPT lambat, bisa dimaklumi sampai triwulan I ekonominya masih kontraksi cukup dalam," tambahnya.

Sebelumnya, Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menyatakan, tingkat pengangguran muda Indonesia menjadi yang tertinggi se-Asia Tenggara.

Baca Juga: Mau Dapat KUR Tanpa Jaminan Rp100 Juta dengan Bunga 3 Persen? Begini Cara Daftarnya

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menjelaskan, proporsi pengangguran berusia muda di Indonesia hampir menyentuh angka 20 persen pada 2020.

Sementara negara lain seperti Filipina, Thailand, Vietnam, Singapura, dan Malaysia masih berada di bawah 15 persen.

"Di antara mereka yang berusia muda ternyata Indonesia tidak ada saingannya di Asean atau paling tinggi sendiri dibandingkan yang lain," kata Faisal dalam diskusi virtual, Senin (03/05/2021).

Menurut Faisal, data tersebut menunjukkan banyaknya masalah dalam penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Salah satunya, terkait ketidaksesuaian atau mismatch antara penciptaan lapangan kerja dengan kualifikasi lulusan baru yang terjadi sebelum pandemi covid-19.

Baca Juga: BPS: Impor Vaksin Januari-Maret 2021 Melonjak Sangat Tinggi hingga 1.315%

"Memang ternyata pengangguran yang umurnya antara 20-29 atau di 20an tahun sudah mengalami peningkatan (pengangguran) sebelum pandemi. Sementara, yang usianya lebih tua dari itu relatif lebih flat (datar). Jadi kita dihadapkan pada masalah educated youth employment," ujarnya.

Berdasarkan data tingkat pengangguran terbuka (TPT) milik BPS pada 2020, terlihat persentase penganggur muda didominasi oleh mereka yang berpendidikan menengah ke atas.

Kini, pemerintah dihadapkan pada masalah baru. Yaitu peningkatan proporsi pengangguran usia di atas 30-an tahun akibat pandemi covid-19.

"Pemerintah pun harus berpikir ekstra keras untuk menciptakan lapangan kerja baru yang sesuai bagi para pekerja di usia tersebut, " pungkasnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU