> >

Canggih! Transaksi Tol Tanpa Stop Berteknologi GNSS Segera Diterapkan, Ini Cara Pakainya

Ekonomi dan bisnis | 1 Februari 2021, 05:50 WIB
Ilustrasi: situasi lalu lintas kendaraan yang melintas di Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama 2. (Sumber: Dok. PT Jasa Marga (Persero)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sistem transaksi tol nontunai nirsentuh tanpa stop berbasis Multilane Free Flow (MLFF) segera diterapkan di Indonesia. MLFF ini berteknologi GNSS (Global Navigation Satelite System) dari Roatex, Ltd, Hungaria.

Dengan teknologi tersebut, transaksi pembayaran jalan tol memungkinkan kendaraan tidak perlu berhenti ketika membayar tarif di gerbang tol.

Solusi teknologi yang akan diterapkan berbasis GNSS ini merupakan teknologi paling mutakhir dalam sistem transaksi nontunai nirsentuh MLFF.

Baca Juga: Perusahaan Hongaria Pemenang Tender Tol Nirsentuh

Chief Operating Officer (COO) Roatex, Andras Szabo mengungkapkan, kendaraan nantinya tak perlu lagi berhenti melakukan tap. Dengan kata lain, pengendara bisa membayar tol tanpa setop di gerbang tol.

Sebab, sistem pembayaran di tol akan menggunakan sistem transaksi tol nontunai nirsentuh berbasis MLFF berteknologi GNSS.

Teknologi ini sangat terbuka bagi pengembangan untuk pelayanan jalan berbayar lainnya, seperti ERP (Electronic Road Payment), trafik manajemen berbasis data induk (Big Data), dynamic pricing, parking, dan lain-lain sesuai perkembangan kebutuhannya.

"Singkatnya, setiap kendaraan yang lewat tol akan langsung terdeteksi oleh teknologi itu dan otomatis saldo e-wallet pengendara akan dipotong oleh sistem tersebut," kata Andras di Jakarta, dikutip dari Kontan, Minggu (31/1/2021).

Baca Juga: Jadi Salah Satu Tergugat dalam Tol Desari, Ini Jawaban Kementerian PUPR ke Tommy Soeharto

Terintegrasi Aplikasi Smartphone dan Fintech

Pada saatnya nanti, setiap kendaraan atau pengguna jalan tol akan diperkenalkan dengan perangkat e-Obu (aplikasi smartphone), atau onboard unit (OBU) atau tiket perjalanan (road ticket) bagi yang hanya sekali jalan.

Syarat utamanya, pengguna harus menginstall aplikasi e-Onboard Unit (OBU) di smartphone masing-masing. Nanti diwajibkan untuk melakukan register di e-OBU.

Setelah teregistrasi, e-OBU pengguna akan tersambung dengan sistem pusat dari operator. Nantinya, pembayaran langsung lewat aplikasi tersebut.

Rencananya, implementasi sistem tersebut dilakukan dengan beberapa alternatif. Salah satunya dengan menggunakan financial technology (fintech) dalam negeri seperti LinkAja, GoPay, dan Ovo, kredit, dan debit.

Model pertama ini berlaku untuk pengguna yang hanya sesekali menggunakan tol. Sementara untuk kendaraan seperti taksi yang masuk tol berulang kali, mereka bisa memasang alat OBU yang sekarang banyak di pasaran.

"Setelah itu, pengemudi taksi menghubungi OBU di mobil mereka dengan sistem di operator. Sama seperti yang pertama, transaksi pun akan langsung dilakukan lewat alat tersebut," katanya.

Kendati demikian, pengguna tetap bisa masuk jalan tol ini bila tak ingin menginstal e-OBU, ataupun memasang alat OBU.

Seperti untuk jenis pengguna yang  dari luar Jawa yang kadang hanya satu kali saja masuk tol, mereka bisa membeli saldo elektronik di toko ritel seperti Indomaret dan Alfamart.

"Di sana, mereka membayar lebih dulu tiket tol yang ingin mereka lewati dan mencantumkan nomor polisi kendaraannya," jelas Andras.

Saat memasuki tol, sistem akan merekam nomor polisi dari kendaraan tersebut. Sehingga, pengguna bisa bebas melaju ke tujuan mereka. Jadi tidak perlu OBU, atau download e-OBU.

Baca Juga: Viral! Warga Tertangkap Basah Buang Sampah di Pinggir Pintu Tol Kalimalang

Simulasi Penggunaan

Andras menjelaskan simulasinya, pertama, setiap pengendara akan diberi pilihan ingin membayar dengan perangkap apa.

Ada 3 pilihan perangkat di antaranya perangkat smartphone melalui aplikasi e-Obu, perangkat Onboard Unit (OBU) yang dipasang di kendaraan masing-masing, atau menggunakan yang manual dengan membeli tiket perjalanan (road ticket) sebelum masuk tol.

Aplikasi e-Obu

Bila memilih menggunakan perangkat smartphone untuk bayar tol tanpa setop, pengendara perlu mengunduh aplikasi e-Obu yang tersedia di Play Store atau App Store.

Selanjutnya pengendara mengisi data diri mulai dari nama, nomor HP, e-mail address, e-wallet yang akan digunaakan. Setelah itu, akan muncul konfirmasi persetujuan registrasi tersebut.

Setelah mendapat persetujuan, pengendara bisa memilih menu 'Car Registration' dan mengisi data kendaraan seperti nomor plat kendaraan, kategori tol (nomor gardan), tipe mobil, lalu mengunggah foto mobil (foto pelat nomor depan dan belakang, serta foto bentuk kendaraan yang dimiliki), hingga foto dokumen STNK kendaraan. Setelah itu, pilih menu 'Payment Details'.

Lalu, pilih e-wallet yang digunakan. Bila tidak punya e-wallet pengendara bisa memilih e-wallet yang ingin digunakan ke depan, setelah itu maka Anda siap melewati tol dengan mulus tanpa harus berhenti buat tap dulu.

Saldo e-wallet Anda akan otomatis dipotong ketika melewati tol. Bila, saldo e-wallet kosong atau tak mencukupi tarif yang ditentukan, maka akan dikenai penalti yang besarannya kini masih digodok pigak Roatex bersama pemerintah.

Perangkat Onboard Unit (OBU) dan Ticket Road

Bila memilih menggunakan OBU, pengendara tidak perlu melakukan registrasi tadi. Cukup memasang OBU saja di kendaraan dan otomatis saldo akan terpotong dan kena penalti bila saldo tak mencukupi.

Sedangkan, bila menggunakan Ticket Road, nanti sebelum memasuki tol, pengendara harus membeli tiket tersebut di tempat-tempat seperti SPBU dan lain sebagainya. Namun, untuk tempat pembelian tiket ini juga masih digodok oleh pihak Roatex.

Baca Juga: Baru Uji Coba, Pengendara Dilarang Berhenti dan Selfie di Flyover Lenteng Agung dan Tanjung Barat

Sosialisasi Pertengahan 2021

Chief Representative Roatex Ltd Zrt Musfihin Dahlan memastikan, nantinya akan ada sosialisasi yang akan dilakukan mulai pertengahan tahun 2021 ini. Roatex pun akan memberi rekomendasi OBU dan e-OBU yang bisa digunakan para pengguna untuk lewat di tol nirsentuh ini.

"Selain itu nantinya akan ada customer care. Untuk yang tidak mendaftar akan diarahkan untuk memakai road ticket, jadi mereka datang ke pom bensin kita pasang mesin di pom bensin, nanti dia isi akan melakukan perjalanan ke mana nanti keluar tiketnya. Dari tiket itu dia sistem mencatat. Waktu dia lewat tol sudah tercatat di sistemnya. Jadi tidak usah memasang perangkat di kendaraan tersebut," jelas Musfihin.

Musfihin mengatakan, bila saldonya kosong nanti akan dikenakan penalti. Untuk jenis penaltinya dia menyebut masih digodok oleh Kementerian PUPR.

Menurutnya, solusi ini selain memudahkan pengguna jalan karena melalui jalan tol tanpa hambatan juga dapat meningkatkan efisiensi dan pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat.

 

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU