> >

Indonesia Butuh 113 Juta Tenaga Terampil pada 2030

Kebijakan | 19 November 2020, 12:44 WIB
Ilustrasi tenaga kerja (Sumber: Tribunnews.com)

Menurut Sofwan, para dosen, mahasiswa, dan insan pendidikan lainnya memegang peran penting dalam komposisi SDM di 2045, sehingga perlu dibarengi dengan peningkatan mutu pendidikan tinggi.

Sofwan mengatakan bahwa Ditjen Dikti mendorong peningkatan pengelolaan program studi yang unggul sebab hal tersebut diyakini dapat menghasilkan lulusan dan dosen yang baik.

Sebelumnya,  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  menggelar program "Unjuk Karya Vokasi (V-Factor) Indonesia" untuk menggiatkan percepatan terwujudnya "link and match". 

Baca Juga: Untung Rugi UU Cipta Kerja, Ekonom: Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia Buruk

Ajang ini digelar sebagai perwujudan ruang inkubasi, ruang ekspresi, ruang fasilitasi, dan ruang apresiasi bagi peserta didik vokasi yang inovatif dan kreatif.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, mengatakan gelaran unjuk karya dan kompetensi vokasi Indonesia atau V-Factor diharapkan dapat merespons stigma masyarakat tentang pendidikan vokasi.

“Serta mendorong percepatan lahirnya tenaga-tenaga terampil dan ahli di bidangnya yang siap menghadapi era revolusi industri 4.0," ujar pada peluncuran program V-Factor di Hotel Sheraton, Jakarta, Senin (16/11/2020). (Iman Firdaus)

Baca Juga: Indonesia Resmi Resesi, KADIN: Daya Beli Menurun, Pengusaha Harus Kurangi Tenaga Kerja

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU