> >

Gubernur BI: Undervalued, Rupiah Berpotensi Menguat!

Ekonomi dan bisnis | 12 November 2020, 14:55 WIB
Ilustras: uang rupiah (Sumber: Shutterstock/Kompas.com)

JAKARTA, KOMPASTV. Nilai tukar rupiah yang cenderung menguat dan stabil, membuat Bank Indonesia (BI) semakin percaya diri. Mata uang garuda, diperkirakan masih berpotensi kembali lebih kuat.

Tahun ini, mata uang garuda sempat tertekan hebat dan berlari melemah ke titik Rp16.575 per dolar Amerika Serikat (AS). Tepatnya pada 23 Maret, bersamaan dengan kepanikan global akibat pandemic corona.

Tetapi sampai 9 November lalu, rupiah sudah kembali prima, dan menguat 17,8 persen. Ini berarti, dihitung dari awal tahun alias year to date, rupiah “hanya” melemah 1,2 persen.

“Rupiah mulai bergerak stabil, bahkan cenderung menguat,” papar Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia.

Baca Juga: Sentimen Vaksin dan Hasil Pilpres AS Dorong Rupiah dan IHSG Menguat!

Masih Berpotensi Menguat

Penguatan rupiah, selain berkat berbagai kebijakan stabilisasi yang dilakukan otoritas moneter, juga karena euforia kemenangan Joe Biden, dalam bursa pilpres AS.

Perry yakin, nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat. Terutama, didukung oleh inflasi yang rendah dan terkendali di kisaran 1,44 persen pada Oktober, defisit transaksi berjalan yang rendah USD 2,9 miliar di kuartal II, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang melandai (CDS/credit default swap)

“BI melihat nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat, level saat secara fundamental masih undervalued," ujar Perry.

Ke depan BI masih akan terus memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar. Tujuannya agar dapat mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.

Penulis : Dyah-Megasari

Sumber : Kompas TV


TERBARU