> >

Erick Thohir Minta Lahan Tambang Emas PT Freeport Indonesia, Untuk Apa?

Bumn | 23 September 2020, 04:30 WIB
Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional atau KPCPEN, Erick Thohir. (Sumber: Biro Pers Sekretariat)

Erick menilai PTAntam sebagai perusahaan milik negara seharusnya lebih bisa diprioritaskan untuk mendapat alokasi lahan tambang bekas milik PT Freeport Indonesia untuk mengelola emas di dalamnya.

"Dengan demikian, secara konkret Antam ini bukan trading company, tapi juga perusahaan tambang emas," katanya.

Erick Thohir mengaku sangat disayangkan jika sumber daya emas yang dimiliki Tanah Air saat ini memiliki jumlah yang sangat besar, namun perusahaan negara justru tidak memiliki tambang sendiri.

Menurut dia, hal itu sungguhlah sangat
menyakitkan. Apalagi di lihat selama ini Indonesia menjadi salah satu supply yang besar.

Baca Juga: Erick Thohir Apresiasi Bandara Soetta Dapat Rating Tinggi Dunia dalam Penerapan Protokol Kesehatan

Juga dalam kondisi seperti ini harga emas sangat baik. Karena itu, pihaknya memberanikan diri untuk masuk ke dalam lahan bekas Freeport.

Selain meminta langsung kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif, Erikck Thohir mengungkapkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kepala BKPM.

"Kami koordinasi juga dengan Kepala BKPM agar alokasi yang sudah diberikan Freeport kepada negara, diprioritaskan kepada BUMN," ujarnya.

Sebagai informasi, kinerja PT Antam pada semester I tahun 2020 mencatatkan laba bersih mencapai Rp 84,82 miliar.

Baca Juga: Arya Sinulingga Perihal Pejabat Titipan: "Semuanya berasal dari BUMN, Termasuk Pak Ahok"

Nilai tersebut berkurang hingga 80,18 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 428 miliar.

Penurunan laba bersih itu terjadi seiring dengan jumlah penjualan Antam yang melorot pada periode 6 bulan pertama tahun ini.

Penjualan Antam pun juga turun 36 persen menjadi Rp 9,23 triliun dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 14,43 triliun.

Kemudian, beban penjualan juga berkurang menjadi Rp 7,92 triliun dari sebelumnya Rp 12,28 triliun.

Baca Juga: Bertemu Menteri BUMN, Ahok: Kritik dan Saran Saya Diterima Pak Erick

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU