> >

Belajar Tentang Kesehatan Mental Lewat Podcast Anyaman Jiwa

Advertorial | 25 November 2021, 16:01 WIB
Anyaman Jiwa, siniap dengan konsep kesehatan mental dari Medio dan Sonora. (Dok. Medio)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebagai upaya pengembangan konten berbasis audio, KG Media membangun Medio Podcast Network pada Juli 2021. Platform tersebut menghadirkan beragam konten siniar (podcast), mulai dari berita, anak-anak, drama fiksi, finansial, hingga cerita personal.

Salah satu siniar produksi Medio, yaitu Kamu(s)ehat melakukan penjenamaan ulang menjadi Anyaman Jiwa. Sebagai informasi, siniar ini merupakan hasil kerja sama Medio dengan Sonora Radio (bagian dari KG Radio Network).

Awalnya, Kamu(s)ehat merupakan kanal siniar yang memfokuskan obrolan seputar kesehatan raga. Namun, seiring peningkatan isu isu kesehatan mental di masa pandemi Covid-19, terutama di kalangan milenial dan Gen Z, Medio dan Sonora Radio memutuskan untuk mengubah fokus.

Project Manager KG Media Sulyana Andikko mengatakan, edukasi kesehatan mental masih belum banyak dibahas di kanal audio. Hal ini menjadi peluang bagi Medio untuk menciptakan konten terkait kesehatan mental.

“Kesehatan mental itu unik. Salah satunya, belajar hal sederhana, seperti latihan bernapas dan meditasi. Dengan demikian, dapat membantu orang-orang yang mungkin sudah lelah seharian menatap layar,” ujarnya dalam rilis yang diterima KOMPAS.TV, Rabu (24/11/2021).

Sulyana menjelaskan bahwa program tersebut juga menghadirkan konten monolog dan dialog. Hal ini  yang kemudian mendasari penamaan “Anyaman” yang berarti ada keterkaitan antarkonten yang menenangkan jiwa.

Nantinya, siniar Anyaman Jiwa akan membahas banyak persoalan kesehatan mental yang terjadi di sekitar masyarakat, baik bersama dengan para psikolog maupun penulis atau praktisi populer. Topik yang akan dihadirkan di tiap episode pun beragam dan terkait dengan situasi kesehatan mental di Indonesia.

Di Indonesia sendiri isu kesehatan mental masih memiliki stigma negatif dan seolah tabu untuk dibahas secara luas.

Tidak jarang, lingkungan individu yang sedang mengalami kondisi kesehatan mental yang buruk, malah menuntut untuk tetap berperilaku normal. Padahal, tanpa disadari isu ini kerap timbul dari lingkungan sekitar yang masih belum bisa memahami kondisi penderita.

Kondisi tersebut diperparah dengan kehadiran pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak penderita. Mereka pun terasa terjebak di rumah, yang menjadi salah satu kontributor permasalahan mental.

Baca Juga: Produsen Mainan Anak “PMB Toys” Luncurkan Showroom dan 3 Produk Mainan Baru

Rutinitas yang berubah, rapat virtual tiada henti, hingga perasaan terisolasi dari orang luar menjadi tekanan sendiri. Berdasarkan hasil survei Litbang Harian Kompas pada September 2021 terhadap 505 responden, 58 persen menyatakan bahwa mereka merasa tertekan saat pandemi ini, dengan 50 persennya enggan pergi ke ahli karena tidak bersedia membayar.

Survei tersebut juga mengungkapkan tiga masalah utama yang menjadi stesor di masa pandemi. Pertama, tekanan ekonomi karena kehilangan pekerjaan, penghasilan, dan bisnis tutup sebanyak 57,6 persen.

Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU