> >

Antisipasi Lonjakan Kasus, Pemerintah Susun Upaya Preventif Jelang Libur Keagamaan

Advertorial | 14 Oktober 2021, 13:51 WIB
Siaran Pers PPKM di Youtube FMB9ID_ IKP (13/10/2021) (Sumber: Dok. KPCPEN)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah terus mengevaluasi penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel di berbagai daerah, khususnya di akhir pekan.

Sejumlah langkah antisipasi lonjakan kasus positif Covid-19 jelang acara keagamaan atau liburan juga dilakukan untuk mempertahankan tren positif dalam penanganan pandemi di tanah air.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan perkembangan terkini situasi Covid-19, di mana penurunan kasus telah berlangsung kurang lebih dua bulan terakhir.

“Jumlah kasus mingguan turun 23 persen dibandingkan minggu sebelumnya, sedangkan jumlah kematian turun 32 persen,” tutur Nadia.

Nadia turut menambahkan bahwa Bed Occupancy Rate (BOR) ruang isolasi maupun ICU isolasi tidak melebihi 60 persen, sehingga dapat diharapkan layanan-layanan lain bisa kembali dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan.

Baca Juga: Target Wagub DKI, Mencapai 11 Juta Vaksinasi Covid-19 di Jakarta Bulan Depan

Rata-rata kapasitas vaksinasi mencapai 2 juta suntikan per hari. Hal ini berkat partisipasi dan peran aktif masyarakat yang didukung penuh oleh berbagai sektor mulai dari kementerian, lembaga, TNI/Polri, dunia usaha, relawan dan pihak lainnya.

“Saat ini sudah ada 10 jenis vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan juga terdaftar dalam Emergency Use Listing dari Badan Kesehatan Dunia serta telah mendapatkan Fatwa MUI baik berupa sertifikasi halal maupun persetujuan untuk digunakan dalam kondisi darurat,” papar Nadia.

Untuk itu, masyarakat diharapkan tidak ragu dan tidak perlu memilih-milih vaksin yang ada. Pemerintah menjamin semua vaksin yang diberikan kepada masyarakat aman, bermutu dan berkhasiat.

Menurut Nadia, saat ini Indonesia menduduki peringkat 5 berdasarkan jumlah orang yang telah divaksinasi dan peringkat 6 dunia berdasarkan total suntikan.

Lembaga Pemeringkat Ekonomi Nikkei per September 2021 juga menempatkan Indonesia menjadi negara dengan peringkat tertinggi untuk penanganan Covid-19 di Asia Tenggara.

Nadia menyebutkan saat ini hampir di semua daerah terdapat peningkatan pergerakan masyarakat dilihat dari sisi transportasi antar wilayah, sentra perekonomian maupun rekreasi. Hal ini dinilai positif untuk mendorong kembali situasi perekonomian Indonesia.

Nadia mengimbau masyarakat untuk mempertahankan tren positif tersebut dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada.

“Pemerintah juga tengah mempersiapkan dengan matang rencana pembukaan Bali, Batam, dan Bintan. Telah dilakukan persiapan skenario menjelang libur keagamaan seperti Maulid Nabi, Natal & Tahun Baru bahkan sudah ada Pedoman Penyelenggaraan Hari Besar Keagamaan guna mengantisipasi risiko penularan yang terjadi setelah acara keagamaan atau liburan,” ujar Nadia.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan PPKM Diperpanjang Hingga Mencapai Level Terendah

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro menjelaskan beberapa hal yang dapat dipelajari dari pelaksanaan acara besar keagamaan di Sanur, Bali pada 8 Oktober 2021. 

Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pelaksanaan acara besar, sebagai berikut.

Pertama, persiapan yang matang agar Satgas Covid-19 setempat dan aparat keamanan dapat terlibat penuh untuk mengantisipasi setiap kemungkinan penularan, termasuk mencegah kerumunan masyarakat.

Kedua, memastikan skrining atau tes kesehatan dilakukan kepada semua pihak dan memastikan pihak yang terlibat dalam kondisi sehat dan sudah divaksinasi.

Ketiga, memberlakukan QR Scan pada aplikasi PeduliLindungi di titik masuk acara, penyediaan fasilitas cuci tangan serta penerapan wajib masker.

Keempat, menempatkan berbagai petunjuk dan peringatan sikap disiplin protokol kesehatan di lokasi acara termasuk informasi dari pemandu acara.

Kelima, pemantauan kesehatan para panitia dan semua yang terlibat.

Reisa menyampaikan seluruh tes baik yang dilakukan sebelum dan setelah acara, semua menunjukkan hasil 100 persen negatif.

Laporan dari Satgas setempat juga menyatakan wilayah tempat upacara Palebon atau Ngaben tidak terdapat laporan kasus konfirmasi sama sekali dalam lima hari setelah acara dilakukan.

“Terima kasih kepada keluarga, panitia, masyarakat Sanur dan segenap komponen Satgas, TNI, Polisi dan warga Bali yang mampu membuktikan adaptasi kebiasaan baru yaitu penegakan disiplin protokol kesehatan yang dapat diadopsi di acara besar keagamaan yang sakral,” ujar Reisa.

Menjelang Maulid, libur Natal dan Tahun Baru, pemerintah telah menyiapkan sejumlah upaya persiapan antara lain memastikan pelonggaran aktivitas diikuti pengendalian lapangan yang ketat, dan meningkatkan vaksinasi lansia.

Selain itu, pemerintah juga mendorong percepatan vaksinasi anak, mengantisipasi mobilitas pelaku perjalanan internasional, mendorong pemerintah daerah mengawasi dan mengedukasi warga, serta memastikan kepatuhan masyarakat terkait protokol kesehatan.

Reisa menandaskan sebelum menghadiri acara besar atau liburan, masyarakat perlu melakukan tiga syarat wajib adaptasi kebiasaan baru.

Ketiga hal tersebut adalah pastikan diri sudah divaksinasi. Kemudian, jangan lengah, tetap bermasker di ruang publik dan tidak dibuka saat bertemu orang lain. Selain itu, persiapan sebaik mungkin.

“Pandemi masih ada, virusnya masih mengintai kita. Namun dengan vaksinasi, masker dan persiapan baik, kita akan dapat menekan risiko serendah mungkin,” tegas Reisa.

(ahr)

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU