> >

Pemerintah Apresiasi Anak Bangsa yang Terlibat Gerakan Sosial Saat Pandemi

Advertorial | 22 Juli 2021, 16:16 WIB
Influencer Imam Darto yang bergerak membantu pasien isolasi mandiri (isoman) dengan menyediakan makanan gratis. (Sumber: Youtube FMB9ID_IKP)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pandemi bukan masalah yang bisa ditangani sendirian. Semua pihak memiliki peran sekecil apa pun untuk membantu meringankan beban sesama dalam melewati masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Seperti Siti Nurohmah, seorang relawan membantu tim tenaga kesehatan di Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Melalui Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, Nurohmah diketahui kerja nakes dalam memantau kondisi pasien selama isolasi mandiri (isoman).

“Atas nama tenaga kesehatan di seluruh indonesia, kami berterima kasih dan salut dengan empati ibu Nurohmah dan banyak ibu dan bapak lainnya yang menjadi relawan atas dedikasi dan pengorbanan para nakes di masa melonjaknya kasus di minggu-minggu belakangan ini,” ujar dr. Reisa dalam siaran resmi di kanal Youtube FMB9ID_IKP.

Selain Nurohmah, apresiasi dari pemerintah juga ditunjukkan untuk tim satgas Covid-19 dari Polresta Banyumas yang memimpin prajurit TNI dalam melaksanakan penyekatan di posko PPKM Darurat Daan Mogot sejak hari pertama kebijakan itu diberlakukan.

Melalui langkah persuasif memborong dagangan angkringan, para pedagang bisa patuh untuk segera tutup sesuai dengan aturan jam malam.

“Kapten Abdul Kholik selalu siap siaga mendukung kerja para aparat kepolisian,” ujar dr. Reisa.

Baca Juga: Ratusan Anak Antusias Terima Vaksin di Makassar

 

Tak berhenti sampai situ, sebuah pencapaian juga telah dilakukan Indra Rudiansyah, pegawai biofarma yang terlibat dalam tim penemuan vaksin Astrazaneca (AZ), diketuai oleh Profesor Sarah Gilbert.

Atas kontribusi tersebut, lebih dari 700 juta dosis vaksin AZ telah dibagikan ke 170 negara di seluruh dunia.

Terakhir, apresiasi juga diberikan kepada seluruh masyarakat yang patuh untuk melakukan salat Idul Adha 1442 H di rumah, berkurban dengan jasa pelayanan rumah potong hewan dan jasa profesional lainnya, tidak berkerumun, dan bertakbir virtual, silaturahmi online, dan menyajikan konsumsi hari raya yang dibeli secara daring dari pegiat UMKM.

Menurutnya, setiap langkah kecil yang dilakukan individu untuk mencegah risiko penularan berarti besar bagi penyelesaian pandemi nasional.

“Terima kasih juga tentunya disampaikan kepada ratusan juta rakyat Indonesia lainnya yang taat peraturan PPKM, tinggal di rumah, mengurangi mobilitas, dan memperketat protokol kesehatan baik di tempat umum maupun di keluarga,” ujar dr. Reisa.

Lanjutnya, “Apabila semua pihak bekerja keras bersama, gotong royong melaksanakan PPKM Darurat ini maka penurunan lebih banyak jumlah kasus akan dimungkinkan dan kegiatan sosial, kegiatan ekonomi masyarakat dengan bertahap akan dapat dibuka kembali.”

Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Masyarakat Sabar Hingga 25 Juni

Melawan virus dengan virus kebaikan

Tak hanya laporan dr. Reisa, di tempat lain, ada influencer sekaligus penyintas Covid-19, Imam Darto yang berkisah mengenai gerakan untuk menularkan virus kebaikan bagi orang banyak selama masa PPKM.

Ia bercerita, gerakan tersebut berawal dari pengalaman pribadinya yang juga kesulitan mencari perawatan untuk kasus Covid-19.

Namun ternyata, dirinya tidak sendirian. Banyak orang yang juga kesulitan mencari perawatan medis sehingga Imam tergerak untuk membantu.

“Banyak yang mengirimkan pesan ke saya minta tolong karena kesulitan mencari rumah sakit, ruang ICU, tabung oksigen, tapi yang paling banyak adalah mencari donor plasma darah. Saya dan salah satu restoran lalu membuat gerakan memberi makan sepuluh pasien isolasi mandiri selama sepuluh hari, untuk makan siang dan malam mereka,” jelas Imam.

Menariknya, Imam memberikan syarat kepada penerima bantuan agar mereka mau menyumbangkan plasma darah setelah sembuh kepada orang yang membutuhkan. Dengan demikian, kebaikan ini akan semakin berdampak dan menular ke orang lain.

“Tetapi saya menerapkan prinsip yang nantinya pasien isolasi mandiri ini bisa mendonorkan plasma darahnya kepada yang membutuhkan ketika sudah sembuh,” imbuhnya.

Baca Juga: Brimob Polda Sulsel Antar Daging Kurban Ke Warga

Bagi Imam Darto, virus Covid-19 perlu dilawan dengan virus yang punya dampak menularkan kebaikan.

“Satu virus Covid-19 menulari yang lain, banyak yang terkapar sakit. Kita juga harus menularkan virus kebaikan agar banyak yang sembuh dan kekebalan tubuhnya naik. Minimal kalau tidak bisa berbuat sesuatu yang sifatnya materi, bisa sedekah senyum, karena tangan di atas itu lebih baik,” katanya.

Atas kontribusi tersebut, Dr. Panutan S. Sulendrakusuma, Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden memberikan apresiasi mendalam terhadap Imam dan seluruh masyarakat yang menjadi bagian dari penanganan pandemi Covid-19.

“Apa yang dilakukan mas Imam Darto mencerminkan jati diri masyarakat Indonesia. Dari dulu masyarakat Indonesia adalah masyarakat berprinsip gotong royong. Untuk menangani pandemi

Covid-19 ini memang harus total football. Karena itu kita sebagai satu bangsa, harus menggunakan seluruh kekuatan yang ada di bangsa kita dalam menangani pandemi ini,” tutupnya.

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU