Kompas TV advertorial

Gandeng Kadin hingga Pengguna, Kredivo Perkuat Komitmen Pencegahan Stunting

Kompas.tv - 30 Oktober 2023, 16:45 WIB
gandeng-kadin-hingga-pengguna-kredivo-perkuat-komitmen-pencegahan-stunting
KG Media menggandeng Kredivo dan KADIn dalam Pencanangan Inisiatif Gotong Royong untuk Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem yang diselenggarakan di Studio 1 Kompas TV, Jakarta, Kamis (26/10/2023).  (Sumber: Dok. KG Media)
Penulis : Adv Team

KOMPAS.TV – Kasus stunting berkaitan dengan permasalahan kemiskinan ekstrem di Indonesia sehingga kedua masalah tersebut tidak bisa dipisahkan.

Pasalnya, fenomena kemiskinan ekstrem seperti kendala dalam mengakses kebutuhan dasar, akses air bersih, hingga fasilitas sanitasi sering menjadi penyebab stunting.

Kemiskinan ekstrem diukur menggunakan absolute poverty measure yang konsisten antarnegara dan antarwaktu. Seseorang dikatakan miskin ekstrem jika pengeluarannya di bawah Rp10.739/orang/hari atau Rp322.170/orang/bulan (BPS, 2021).

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemiskinan menjadi faktor kuat dari stunting. Salah satu faktor utama stunting, yaitu masalah kurang gizi, umumnya dialami orang tua yang tidak memiliki akses pada makanan sehat dan bergizi. Akibatnya, buah hatinya menjadi kekurangan nutrisi. 

Rumah tangga yang miskin tidak dapat memenuhi asupan gizi untuk anaknya sehingga anak tersebut menjadi stunting. Dengan kondisi seperti itu, tumbuh kembang anak menjadi terhambat sehingga menghasilkan SDM yang tidak berkualitas. 

SDM yang tidak berkualitas tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi sehingga terjerat dalam kemiskinan. Seperti itulah kira-kira gambaran mengenai stunting dan pusaran kemiskinan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka nasional kemiskinan ekstrem pada Maret 2022 sebesar 2,04 persen atau 5,59 juta jiwa, menurun dari data Maret 2021 yang sebesar 2,14 persen atau 5,8 juta jiwa. Sementara, angka stunting 2022, menurut  Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), 21,6 persen, turun dari 2021 sebesar 24,4 persen.

 

Di Indonesia, stunting menjadi fokus dalam percepatan penurunannya serta penanganan dari berbagai sektor karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, menurunnya perkembangan otak dan motorik, serta terhambatnya pertumbuhan mental.

Permasalahan stunting di Indonesia mendapat perhatian khusus dari Presiden sehingga diterbitkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. 

Presiden Joko Widodo menargetkan masalah kemiskinan ekstrem nasional di tahun 2024 entas menjadi 0 persen, dan masalah stunting turun menjadi 14 persen.

Karena itu, untuk menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem dan stunting harus diatasi secara beriringan. Pemerintah perlu melakukan upaya serius dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan seperti pemberian makanan bergizi serta suplemen tambahan.

Di sisi lain, intervensi gizi sensitif adalah intervensi pendukung mempercepat penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih, MCK, dan fasilitas sanitasi. 

Intervensi sensitif dapat melibatkan Kementerian PUPR, sedangkan intervensi spesifik wajib dikoordinasikan dari Kementerian Kesehatan.

Presiden mendorong para kepala daerah memanfaatkan teknologi dan platform aplikasi dalam memantau stunting guna menekan angka gagal tumbuh pada anak di daerahnya masing-masing.

Presiden mencontohkan Kabupaten Sumedang yang telah sukses memanfaatkan dukungan teknologi informasi untuk menekan angka stunting dari kisaran 32 persen pada 2018 menjadi sekitar 7 persen di 2022.

Penekanan angka stunting penting mengingat Indonesia akan memiliki bonus demografi yang puncaknya pada 2030–2035 sehingga pengembangan sumber daya manusia (SDM) harus terus dioptimalkan.

Tingginya angka stunting di Indonesia dapat menjadi ancaman menyambut bonus demografi di masa mendatang.

Karena itu, diperlukan upaya nyata untuk mengentaskan "Stunting dan Kemiskinan Ekstrem" demi menghasilkan generasi emas yang cerdas dan produktif untuk mendukung Indonesia berdaya saing tinggi dan berkualitas.

Pengentasan kemiskinan ekstrem perlu melibatkan banyak pihak selain pemerintah, seperti pengusaha dan komunitas atau kelompok masyarakat. Pengusaha dapat melakukan pemberdayaan masyarakat produktif dan individu produktif serta UKM. 

Di sisi lain, komunitas bisa berperan dalam edukasi mengenai makanan sehat dan bergizi, pendidikan pranikah, serta pengecekan kesehatan ibu hamil dan balita secara berkala.

Upaya pengentasan kemiskinan ekstrem dan stunting melalui konsep Pentahelix dapat berdampak nyata dan terukur untuk mewujudkan bonus demografi menjadi unggulan dan keuntungan Indonesia Emas di 2045. 

Penanggulangan kemiskinan ekstrem juga telah dilakukan secara bertahap di 35 kabupaten/kota prioritas pada 2021, 212 kabupaten/kota wilayah prioritas perluasan pada 2022, hingga mencapai keseluruhan 514 kabupaten/kota secara nasional pada 2023-2024. 

Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan ekstrem yaitu menurunkan wilayah kantong kemiskinan dengan meningkatkan akses layanan dasar dan meningkatkan konektivitas antar wilayah.

Berangkat dari hal tersebut, KG Media menggelar talkshow bertajuk 'Pencanangan Inisiatif Gotong Royong untuk Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem' yang diselenggarakan di Studio 1 Kompas TV, Jakarta, Kamis (26/10/2023). 

Kegiatan ini menjadi wadah bagi para tokoh akselerator yang berhasil menginspirasi untuk membagikan kisah mereka dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting

Acara ini didukung penuh oleh pemerintah, salah satunya melalui apresiasi Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin terhadap kepala daerah dan perusahaan swasta yang berhasil mendukung penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Selain Wapres Ma’ruf Amin, keynote speaker lainnya yakni  Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dan Plt. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Yukki Nugrahawan Hanafi.

Dalam kesempatan yang sama, berlangsung pula Monolog Pentahelix yang dilaksanakan oleh:

  • Panji P. Djajanegara, Direktur CIMB Niaga Syariah
  • Danang Ginanjar, Strategis Advisor Aruna
  • Akshay Grag, Group CEO & Co-Founder Kredivo Group
  • Dini Indrawati Septiani, Regional Director AVPN
  • Amri Ilmma, Chief Operating Officer Edufarmers International
  • Glory Oyong, Direktur Corporate Communication Kompas Gramedia

Kontribusi Kredivo Dukung Pemerintah RI Entaskan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Kredivo menjadi salah satu perusahaan swasta yang meraih apresiasi dari pemerintah dan Kompas Gramedia Group sebagai tokoh akselerator dalam Pencanangan Inisiatif Gotong Royong Untuk Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem.

Sebagai perusahaan swasta, Kredivo berperan langsung dalam upaya penurunan angka stunting lewat program #GentingBerbagi (Gerakan Lawan Stunting Bersama Bagi Negeri) sebagai salah satu program dalam Inisiatif Bersama Entaskan Stunting (BERES). 

Program ini berkonsep pentahelix dari segi upstream, midstream, dan downstream serta merupakan inisiasi hasil kolaborasi multistakeholder, mulai dari pemerintah hingga Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia). 

Kadin menginisiasi program berdonasi melalui ragam produk keuangan dengan cara yang sesuai dengan regulasi yang berlaku di masing-masing sektor jasa keuangan.

Sementara, Kredivo yang bergerak di industri keuangan bidang pembiayaan turut serta mendukung dengan bentuk skema donasi yang unik.

Menurut Kredivo, inklusivitas akses keuangan dan juga kesehatan merupakan kunci untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Hal ini terwujud dalam program #GentingBerbagi, yang menjadi upaya proaktif dan bentuk komitmen Kredivo dalam mencegah stunting melalui pembiayaan keuangan atau donasi. 

Lewat program ini, Kredivo membantu pencegahan konsekuensi jangka panjang dari kurang gizi dan memastikan setiap anak dapat berkembang dengan potensi penuh agar menjadi generasi yang sehat.

Sejak 25 Agustus lalu, Kredivo menciptakan skema donasi dengan memberikan bantuan Rp100 dari admin fee pada setiap transaksi pembiayaan tenor 30 hari dan 3 bulan. 

Lalu, donasi yang dikumpulkan akan diberikan setiap bulan kepada mitra implementor, Lazismu, Baitul Maal Hidayatullah dan Dompet Dhuafa untuk menyalurkan bantuan intervensi sensitif maupun kegiatan edukasi di wilayah dan komunitas yang rawan stunting.

Sejak 2021, Kredivo berkomitmen aktif dalam edukasi pencegahan stunting di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T) Indonesia. Sebagai salah satu inisiatif CSR perusahaan yang berfokus pada bidang kesehatan, Kredivo melakukan berbagai edukasi stunting

Selama 2022, lebih dari 300 ribu titik menjadi fokus edukasi Kredivo dan 1000 Days Fund terkait pencegahan stunting. Hasilnya, sebanyak 7 dari 10 orang tua telah mengubah pola pengasuhan anak demi mendukung kualitas hidup generasi masa depan bangsa.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x