Kompas TV advertorial

Potensi Ekonomi Digital Besar, Indonesia Dorong Kesiapan Infrastruktur dan SDM

Kompas.tv - 31 Januari 2022, 18:43 WIB
potensi-ekonomi-digital-besar-indonesia-dorong-kesiapan-infrastruktur-dan-sdm
B-Talk Upaya Total Mendorong Ekonomi Digital yang tayang di Youtube KompasTV, Selasa (25/1/2022). (Sumber: Tangkapan Layar Youtube KompasTV)
Penulis : Elva Rini

Investasi berkelanjutan AWS di Indonesia                                                                                       

Selama 15 tahun terakhir, investasi penyedia layanan cloud computing, AWS telah mencapai total Rp 71 triliun di Indonesia. Paling baru, AWS mengumumkan resminya Region AWS Asia Pasifik (Jakarta) sebagai salah satu investasi berkelanjutan yang mereka lakukan.

Region AWS Asia Pasifik (Jakarta) diperkirakan menambah PDB sekitar 10,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 155 triliun selama 15 tahun ke depan.

Kontribusi ini dapat mendukung proyeksi Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI mengenai kontribusi ekonomi digital terhadap PDB di tahun 2030, yang diperkirakan mencapai Rp 24.000 triliun.

Sebelumnya pada tahun 2018, AWS telah membuka kantor di Jakarta untuk mendukung basis pelanggannya yang berkembang pesat di seluruh negeri. Hadirnya kantor AWS juga membuka lapangan pekerjaan baru, seperti technical experts, solutions architects, technical account managers (TAMs), partner managers, systems engineers, dan professional services providers.

Baca Juga: Layanan Optimasi Biaya Lewat Sistem Pembayaran AWS Pay As You Go

Pada tahun 2019, AWS membuat komitmen untuk memberdayakan ratusan ribu orang Indonesia dari semua latar belakang dengan pengetahuan mengenai cloud. Ini merupakan upaya AWS menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan pada tahun 2025, sekaligus mendukung inisiatif nasional “Merdeka Belajar”.

Hingga saat ini, sebanyak 200.000 orang Indonesia telah dilatih keterampilan cloud bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan lembaga lainnya, termasuk lembaga pendidikan dan Mitra AWS.

“Bukan hanya jumlahnya (200 ribu orang) yang banyak, kami menekankan sisi kualitas dari kurikulumnya, di mana pelatihan-pelatihan ini bekerja sama juga dengan pemerintah. Jadi kami sepakat dengan program pemerintah dan dengan program fokus kepada UMKM fokus kepada digital talent,” terang Gunawan.

Sejak 2017, AWS telah membantu lebih dari 1.700 startup Indonesia membangun dan meningkatkan skala bisnis mereka di AWS. AWS juga tetap berkomitmen kuat untuk mendukung pelaku UMKM, startup, dan bisnis di Indonesia secara keseluruhan.

“Salah satu contohnya pemilik usaha warung sembako di Medan, Pak Jumi, dengan PT Mutiara Karya. Dia bingung bagaimana cara untuk ekspansi bisnisnya ke digital, kemudian ikut pelatihan selama 2 bulan dan berhasil mentransformasi bisnisnya,” lanjut Gunawan.

Tak kalah penting, AWS juga berkomitmen membangun infrastruktur yang reliable dan secure. Tidak hanya harus bisa diamankan, setiap data center AWS didesain highly resilience dan secure agar semua pelanggan bisa mengamankan data sekaligus memenuhi kebutuhan regulasi pemerintah.

“Risikonya kalau infrastruktur tidak tercapai, nilai tambah ekonomi dari sisi productivity, agility, cost efficiency. Ujungnya kemampuan dari organisasi atau bisnis kecil, menengah, atau besar untuk bisa berinovasi jadi kurang. Sehingga sangat penting untuk Indonesia memiliki kesetaraan akses terhadap teknologi dan sebagainya,” paparnya.

Dalam lima tahun ke depan, AWS berencana menjangkau lebih dari 1 juta penerima manfaat di Indonesia melalui inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan di bawah AWS InCommunities, yang mencakup pendidikan bidang science, technology, engineering, arts, and math (STEAM), pengembangan tenaga kerja teknologi lokal, pengembangan komunitas, serta inisiatif lingkungan.

Gunawan meyakini, adopsi cloud akan menjadi normal baru bagi seluruh sektor tanpa terkecuali dan mendorong ekonomi digital Indonesia ke depan. Bagi para pelaku bisnis, cloud dapat meningkatkan kinerja bisnis dari segi efisiensi biaya, inovasi, dan memudahkan pengguna mengelola layanan.

“Tidak ada spesifik industri yang terkecualikan. Mulai dari UMKM, menengah, besar, industri perbankan, healthcare, manufacturing, retail, bahkan pemerintahan dan masyarakat tidak terkecualikan menggunakan cloud computing. Pemda Jabar dan Bali sudah menggunakan AWS untuk bisa meningkatkan layanan masyarakat, jadi tidak ada satu pun bisnis yang belum membutuhkan cloud,” pungkasnya.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x