Kompas TV travel jelajah indonesia

Sejarah Kota Tua Jakarta, Alami Puluhan Tahun Revitalisasi

Kompas.tv - 28 Agustus 2022, 06:20 WIB
sejarah-kota-tua-jakarta-alami-puluhan-tahun-revitalisasi
Ilustrasi. Salah satu bangunan tinggal era kolonial di sudut Kota Tua Jakarta. Foto ini dirilis pada 2 Februari 2015. (Sumber: Uwe Aranas/CEPhoto via Wikimedia)

Revitalisasi dan pengembangan Kota Tua Jakarta telah dimulai sejak Ali Sadikin menjabat pada 1970. Pada 21 Oktober 1970, melansir Harian Kompas, Ali Sadikin menerbitkan Keputusan Gubernur yang menyatakan bahwa daerah sekitar Taman Fatahillah akan dipugar di bawah pengawasan pemerintah daerah.

Agenda revitalisasi Kota Tua pun semakin dimantapkan dengan Surat Keputusan Gubernur Nomor 11 Tahun 1972 yang menetapkan Kota Tua sebagai kawasan cagar budaya. Di luar Kota Tua, area Pasar Ikan dan Glodok juga ditetapkan sebagai zona konservasi.

Pada 1974, pemerintahan Ali Sadikin meresmikan Taman Fatahillah sebagai pusat Kota Lama Jakarta usai pemugaran. Kemudian, rencana pemugaran diperluas ke area Glodok dan Pelabuhan Sunda Kelapa.

Pada 1993, era Gubernur Soerjadi Soedirdja, Pemda DKI Jakarta kembali memulai program revitalisasi. Revitalisasi ini menyasar kawasan sekitar 139 hektare di wilayah administrasi Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

Baca Juga: Muncul Usulan Polri di Bawah Kementerian, Berikut Sejarah Terbentuknya Korps Bhayangkara

Dua tahun kemudian, Kota Tua dikembangkan menjadi destinasi wisata. Terobosan dibuat dengan mengizinkan swasta mengomersialkan kawasan tersebut, tetapi dengan syarat tidak mengubah bentuk bangunan tua yang sudah berdiri.

Pada era Gubernur Soerjadi Soedirdja, gudang-gudang yang sebelumnya terletak di kawasan Kota Tua juga dipindahkan.

Ketika Sutiyoso menjabat, Kota Tua kembali direvitalisasi. Program revitalisasi dimulai dengan perbaikan bangunan di sekitar Taman Fatahillah.

Pada era Gubernur Joko Widodo, konsorsium Kota Tua dibentuk untuk mempercepat revitalisasi. Program revitalisasi secara resmi dimulai pada Maret 2014.

Pada tahun yang sama, kawasan Kota Tua dipersiapkan untuk didaftarkan menjadi destinasi wisata warisan dunia yang diakui UNESCO. Pencalonan ini gagal pada 2018.

Gubernur saat ini, Anies Baswedan melanjutkan upaya revitalisasi Kota Tua dengan membenahi badan sungai dan jalur pedestrian bantaran Kali BESAR.

Selain itu, kawasan Kota Tua juga ditetapkan menjadi zona rendah emisi.

Pemerintah DKI Jakarta berupaya terus membenahi Kota Tua agar menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian internasional.

Baca Juga: 12 Indikator UNESCO untuk Komunitas Siaga Tsunami, Tanjung Benoa jadi yang Pertama di Indonesia

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x