Kompas TV tekno internet

Kenapa NFT Dibuat? Apakah Dampaknya Buruk Terhadap Lingkungan?

Kompas.tv - 24 Januari 2022, 04:25 WIB
kenapa-nft-dibuat-apakah-dampaknya-buruk-terhadap-lingkungan
Ilustrasi aset kripto, Non Fungible Token (NFT). (Sumber: Pixabay)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Hariyanto Kurniawan

'Penambang' perlu memecahkan kode komputer untuk mendapatkan imbalan, dan proliferasi teknologi blockchain berarti ribuan orang dengan komputernya berpotensi bersaing untuk mendapatkan koin.

Hal tersebut tentu membutuhkan energi listrik yang sangat besar.

Dilansir dari AS, pada 2017 lalu penambangan dan pemanenan Bitcoin menggunakan energi yang dibutuhkan oleh satu negara Angola.

Cryptocurrency pun menjadi bidang nomor 103 dunia dalam penggunaan energi.

Di tahun ini, kemungkinan besar energi yang digunakan semakin banyak karena semakin dikenalnya cryptocurrency.

Oleh karena itu, membeli NFT yang menggunakan teknologi blockchain, berarti pembeli harus memikul sebagian tanggung jawab untuk menggunakan sistem tersebut.

Di masa mendatang, NFT kemungkinan akan berubah ke metode penyimpanan yang berbeda, yang disebut "bukti kepemilikan".

Singkatnya, sistem ini menghilangkan penggunaan blok server massal untuk menyimpan data dan dengan cepat menghilangkan emisi.

Dengan begitu penggunaan energi bisa ditekan hingga seminimal mungkin.

“Itu pada dasarnya berarti bahwa konsumsi listrik Ethereum akan benar-benar selama sehari atau semalam turun menjadi hampir nol,” kata Michel Rauchs, peneliti di Cambridge Center for Alternative Finance.

Namun untuk menuju titik perubahan tersebut, masih banyak dibutuhkan waktu dan riset dalam beberapa tahun ke depan.

Dalam waktu dekat, NFT dengan blockchain-nya masih akan menggunakan energi listrik yang besar untuk memproses semua transaksi yang terus berkembang tiap harinya. 

Baca Juga: Neymar Beli NFT di OpenSea Seharga Rp15 Milyar!

 




Sumber : AS.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x