Kompas TV tekno internet

Sayembara Rp 15 Juta yang Dilakukan Rachel Vennya Disebut Mengarah ke Doxing, Apa Itu?

Kompas.tv - 1 Juni 2021, 13:32 WIB
sayembara-rp-15-juta-yang-dilakukan-rachel-vennya-disebut-mengarah-ke-doxing-apa-itu
Ilustrasi hacker atau peretas. Ilustrasi doxing. (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Purwanto

Kepala Divisi Keamanan Digital SAFEnet, Abul Hasan Banimal berpendapat bahwa tindakan Rachel Vennya belum dapat disebut doxing, namun mengarah ke doxing karena Rachel belum menyebarkan identitas pribadi orang lain.

“Jadi doxing itu sendiri kan data pribadi orang lain, yang kemudian dia sebarkan. Dia (Rachel Vennya), sepanjang pengetahuan saya, belum membuka data pribadi targetnya,” ujar Abul Hasan Banimal, dikutip dari Kompas.com, Selasa (1/6/2021).

Banimal mengatakan bahwa dampak doxing sangat berbahaya, di mana data pribadi korban doxing bisa dimanfaatkan untuk kejahatan.

"Itu buat saya sih menakutkan ya. Menakutkannya, semisal ada follower yang emosi, penguntit atau yang punya motif lain. Mereka bisa memanfaatkan info itu. Jika (data pribadi) sudah tersebar, mau ditarik enggak bisa, dilarang enggak bisa" jelasnya Banimal.

Baca Juga: Alasan Rachel Vennya Bikin Sayembara Rp15 Juta untuk Temukan Penghinanya: Butuh Dikasih Pelajaran

Oleh karenanya, Banimal berpesan kepada masyarakat untuk menjaga data pribadi masing-masing karena pelaku doxing tidak bisa diprediksi dan bisa menyasar ke siapa saja.

“Hari ini data itu sangat berharga. Setiap orang punya akses teknologi internet, itu punya potensi untuk doxing,” katanya.

Terlebih, belakangan doxing bukan hanya didefinisikan sebagai tindakan yang membuka data pribadi untuk dibagikan ke publik, namun lebih kepada ancaman kejahatan baru yang difasilitasi teknologi digital.

Baca Juga: AJI Indonesia: 14 Kasus Serangan Digital Kepada Jurnalis dan Media, 8 Diantaranya Kasus Doxing

Dalam riset yang dilakukan SAFEnet, ditemukan bahwa jumlah serangan doxing di Indonesia terus meningkat sejak tahun 2017 hingga 2020. Bahkan, pada tahun 2020, serangan doxing meningkat sebanyak dua kali lipat dibanding tahun 2019.

Dari jumlah tersebut, korban doxing didominasi oleh kalangan wartawan dan aktivis atau pembela HAM.

Selain itu, SAFEnet menemukan jenis doxing yang paling kerap dilakukan di Indonesia adalah delegitimasi doxing, yakni serangan doxing yang dilakukan dengan membagikan informasi pribadi untuk menghancurkan kredibilitas, reputasi, dan/atau karakter korban.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x