Kompas TV religi beranda islami

Doa Minta Takdir Yang Baik

Kompas.tv - 2 Maret 2020, 20:32 WIB
doa-minta-takdir-yang-baik
Beberapa orang lelaki dan wanita tengah berdoa di Arafah pada musim haji lalu (gambar ilustrasi) (foto: agung pribadi)
Penulis : Agung Pribadi

Nasib dalam istilah keseharian kita adalah sebuah takdir yang bisa saja buruk namun adapula yang baik. Itulah yang kita sebut takdir, yakni ketentuan Allah ‘Azza wa Jalla atas setiap makhluknya yang sudah ditentukan semenjak dahulu.

Dalam surat Al-Hadid ayat 22 yang artinya:

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."

Terkadang dalam hidup seorang mukmin selain menghadapi takdir baik ia juga bisa menghadapi takdir yang buruk, misalnya sakit keras, orang tua atau kerabat yang meninggal dunia, dirundung oleh teman, atau difitnah hingga merasa sakit hati.

Namun demikian Dari Ummul Mukmini ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa meminta takdir yang baik seperti berikut ini,

Allohumma inni as-aluka minal khoiri kullihi ‘aajilih wa aajilih, maa ‘alimtu minhu wa maa lam a’lam. Wa a’udzu bika minasy syarri kullihi ‘aajilih wa aajilih maa ‘alimtu minhu wa maa lam a’lam. Allohumma inni as-aluka min khoiri maa sa-alaka ‘abduka wa nabiyyuk muhammadun shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wa a’udzu bika min syarri maa ‘aadza bihi ‘abduka wa nabiyyuk. Allohumma inni as-alukal jannah wa maa qorroba ilaihaa min qoulin aw ‘amal. Wa ‘audzu bika minan naari wa maa qorroba ilaihaa min qoulin aw ‘amal. Wa as-aluka an taj’ala kulla qodhoo-in qodhoitahu lii khoiroo.

Yang artinya :

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda, apa yang aku ketahui maupun tidak aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh hamba dan nabi-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan atau perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan baik untukku. (HR. Ibnu Majah, no. 3846 dan Ahmad, 6:133. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

Kita harus ingat bahwa setiap peristiwa yang ditakdirkan terjadi pada diri seorang hamba pastilah Allah selalu adil dan tidak pernah zalim kepadanya. Tidaklah Allah menakdirkan atas diri seorang mukmin sebuah peristiwa yang pahit, kecuali didasari kasih sayang-Nya kepada hamba tersebut. Dan kasih sayang-Nya mengalahkan murka-Nya.


Wallahu A’lam bis Shawab



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x